Dakwah "Ngrekso ingsung" merupakan gagasan dakwah ampuh dari Syeikh Asy-Syamsi. Sehingga tidak heran di kala Syeikh Asy-Syamsi masih muda mampu memberikan penyegaran hati bagi masyarakat luas, bahkan banyak yang nyantri di pondok pesantren Asy-Syamsi di Dusun Surodadi, Desa Kedungrejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur.
Perjalanan Syeikh Asy-Syamsi dalam berdakwah "Ngrekso ingsun" merupakan sebuah gagasan yang luar biasa dan amalan "Ngrekso ingsun" banyak yang diadopsi oleh para sufi di kala itu. Santri-santrinya datang tidak hanya dari daerah Nganjuk, tetapi dari berbagai daerah luar Nganjuk Jawa Timur banyak yang nyantri dan belajar keilmuan Islam kepada Syeikh Asy-Syamsi.Â
Untuk mengenang  perjuangan dan dakwah beliau, nama Syeikh Asy-Syamsi diabadikan sebagai nama "Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial ASSYAMSI" yg dikelola oleh keturanan dari Bani Syamsi dan dibantu oleh para pegawainya dalam mendidik dan juga membesarkan Yayasan tersebut.Â
Berawal dari pesantren yg menjadi pusat perubahan peradaban di zamannya, melahirkan ulama dan tokoh-tokoh hebat, tidak hanya ahli agama, tetapi ahli pemerintahan, ahli ekonomi, militer, kesehatan dan ahli di berbagai bidang lainnya. Kini, masih menyisakan Paud, TK, Madrasah, Taman Pendidikan Al-Qur'an, Majlis Taklim, Lembaga amal zakat infaq dan shodaqoh dan lain sebagainya. Sedangkan Pesantren tidak bisa lagi dipertahankan. Namun keberadaan eksistensi Yayasan Asy-Syamsi masih mempunyai tanggung jawab penuh untuk mewujudkan visi dan misi suatu saat untuk mendirikan Universitas sebagai bentuk dalam mewujudkan Cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Semasa perjuangan Syeikh Asy-Syamsi di tingkat Nasional tidak di ragukan lagi, beliau melakukan perlawanan terhadap penjajahan bangsa asing. Sehingga beliau menelurkan gagasan "Cinta Negeri harus di buktikan melalui melawan kedzaliman bangsa asing". Dari sinilah gagasan kebangsaan Syeikh Asy-Syamsi menjadi pelecut semangat para santri maupun pemimpin agama untuk melakukan perlawanan terhadap bangsa Belanda yang telah menjajah Indonesia berabad-abad lamanya.
Syeikh Asy-Syamsi merupakan pahlawan yang begitu agung dalam membela agama dan negara. Sehingga beliau dikenal sebagai  "Sang penegak kebenaran dari timur". Sungguh kemuliaan Syeikh Asy-Syamsi menjadi jiwa para santri dalam mengarungi kehidupan beragama dan bernegara sebagai bentuk perjuangan yang tak dapat di pisahkan satu sama lain.
Perjuangan Syeikh Asy-Syamsi menjadi sumber jiwa masyarakat luas dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan. Sehingga Syeikh Asy-Syamsi menjadi rujukan masyarakat luas dalam mencerna agama di tengah-tengah masyarakat.Â
Bahkan masalah kenegaraan juga menjadi sumber rujukan, bahwa Syeikh Asy-Syamsi menolak segala bentuk imperialisme yang merugikan masyarakat Islam pada waktu itu. Sehingga tak jarang gagasan Syeikh Asy-Syamsi sangat membahayakan kaum imperialisme dalam setiap perbuatan dan ucapan dari Syeikh Asy-Syamsi. Sehingga kaum imperialisme tidak nyaman gara-gara gagasan cerdas Syeikh Asy-Syamsi kala itu.
Kejeniusan Syeikh Asy-Syamsi tidak hanya masalah agama dan kenegaraan, tetapi Syeikh Asy-Syamsi juga pandai dalam membangun ekonomi. Sehingga tak heran berkat kejeniusan Syeikh Asy-Syamsi mampu membangun ekonomi yang berbasis keagamaan, melalui Pesantren-pesantren Syeikh Asy-Syamsi memberikan membelajaran mengenai, perdagangan, pertanian, dan peternakan kepada para santri.Â
Sehingga dengan tanah yang di miliki Syeikh Asy-Syamsi yang begitu luas. Syeikh Asy-Syamsi mampu melakukan eksperimen dalam mewujudkan ketahanan pangan yang begitu luar biasa dan membanggakan perekonomian Masyarakat setempat waktu itu. Sehingga tak heran Ilmu ekonomi Syeikh Asy-Syamsi kemudian hari mengalir ke putranya K.H. Shidiq yang luar biasa dalam membangun perekonomian yang sangat menakjubkan kala itu.
Hasil pertanian yang berlimpah dari masyarakat pribumi, tetapi fakta di lapangan dengan bea cukai yang tinggi dan perampasan paksa dari pemerintahan Belanda. Sehingga membuat kemiskinan masyarakat pribumi yang luar biasa, khususnya para petani. Dari sinilah Syeikh Asy-Syamsi melalui gerakan bawah tanah terus mendorong para santri untuk melawan kedzaliman. Sehingga rasa nasionalis para santri semakin membara untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Hingga lambat laun bergeraklah hati para santri untuk menolak segala bentuk penjajahan.