"Sederhananya kita hanya berjarak bukan berpisah"
Ucap manusia tulus yang menunda patah.
Lebih tepatnya, akulah orangnya.. dahulu aku adalah teropongmu untuk setiap segala situasi dimasa mendatang..
Namun saat ini, aku membenci diriku setelah memungut kembali akalku yang telah lama ku buang dipersimpangan jalan..
Yap, sebodoh itu diriku, akanmu mengatasnamakan cinta.
Dahulu, kukira kau adalah lentera dan aku sebagai api penghangatnya, kukira kau adalah embun pagi dan aku sebagai kicauan merpati diatas cemara, kukira kita sedekat mentari dan cakrawala yang menghasilkan senja dilangit jingga. Ternyata aku adalah ufuk timur dan kau adalah ufuk barat sejauh bentangan samudra.
"Haii kamu.. apa kabar?"
Gumam hatiku membatu.
Ayolahh hati! mari bekerja sama dengan diri.. semua ini untukmu!
Teriakku dalam lamunan.