Mohon tunggu...
Khoirul Mustofa
Khoirul Mustofa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa KPI

Menulis Akan Memperpanjang Umur kunjungi juga blog saya pribadi kita akan menjelajahi tata cara yang baik dalam berkomunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Orang Fakir Tidak Bisa Bersedekah?

1 Januari 2021   22:32 Diperbarui: 7 Januari 2021   23:46 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi sebagian orang, pemahaman tentang bersedekah hanya ditunjukkan kepada orang kaya sebagai subjek pemberi. Sedangkan orang miskin hanya sebagai objek yang menerima pemberian. Kuatnya pandangan tersebut, sampai membuat orang miskin enggan untuk bersedekah, dia berpikir bahwa dirinya tidak mampu dan itu hanya diberikan kepada orang berharta saja.  Padahal jika ditelisik dari perintah bersedekah, Allah akan memberikan pahala berlipat ganda bagi siapa saja yang meminjamkan harta kepada Allah.

"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak." (QS. Al Hadid: 18). Lalu dengan apa orang fakir yang ingin bersedekah?

Definisi Sedekah dan Kekayaan

 Sedekah berasal dari Bahasa Arab dari kata shadaqa yang berarti benar. Kata tersebut juga berasal dari Shiddiq yang berarti benar. Jika dilihat dari perjalanan sejarah, Siddiq merupakan gelar panggilan yang dialamatkan kepada sahabat nabi tercinta  Abu Bakar As Shiddiq. Nabi Muhammad Saw memberikan gelar tersebut kepada Abu Bakar, karena beliau benar-benar mempercayai wahyu yang dibawa nabi. Beliau pertama kali mempercayai perjalanan Israj Miraj saat banyak orang yang tidak membenarkan.

Atas keyakinan yang kuat atas risalah nabi, sehingga tidak heran jika Abu Bakar banyak memberikan semua yang dia punya untuk perjuangan Islam, menegakkan amal ma'aruf nahi mungkar untuk menyelamatkan masyarakat dari kerusakan. Dalam segi harta beliau merupakan orang bangsawan dengan banyak harta, tetapi setelah beliau membenarkan wahyu beliau rela mensedekahkan semua yang dimiliki, harta dan jiwa untuk Islam. Banyak orang yang berhasil beliau ajak masuk Islam, salah satunya adalah seorang budak yang fakir yaitu Bilal.

Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Sedangkan menurut terminologi syariat, sedekah mempunyai kesamaan dengan infaq. Infak diartikan pengeluaran sebagian dari harta atau mengeluarkan harta yang pokok untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam, bentuknya ada yang wajib (zakat) dan sunnah (memberi orang yang membutuhkan). Sedekah mempunyai cakupan yang lebih luas dari pada infak, dimana sedekah merangkumi material dan non material. Karena sedekah mencakup segala amal, atau perbuatan baik. Dalam sebuah hadits digambarkan, "Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah sedekah." 

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kekayaan diartikan mempunyai banyak harta atau menandakan sesuatu yang terbilang banyak. Sedangkan harta adalah sesuatu barang  bentuknya bisa berwujud dan tidak berwujud yang memiliki nilai. Terwujud bisa uang atau emas sedangkan tidak berwujud bisa waktu, ilmu, dan tenaga. Dengan demikian, hakekat kekayaan menunjukkan sesuatu yang bernilai dengan jumlah banyak, bentuknya bisa materi maupun nonmateri. 

Dari definisi tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa semua orang bisa bersedekah, karena setiap manusia diberikan kekayaan oleh Allah SWT, bisa berupa materi atau non materi. Bilal yang dimerdekakan oleh Abu Bakar adalah seorang budak yang fakir, dengan kuatnya imannya terhadap ajaran nabi baliau berjuang dengan fisiknya untuk kebaikan masyarakat. Saat itu Islam sangat membutuhkan fisik untuk berperang melawan penentang ajaran Allah.

Dengan keikhlasan dan ketulusan Bilal berperang dengan penuh kesungguhan di medan perang itu pun bisa dikatakan beliau bersedekah, hingga akhirnya Bilal menjadi orang kepercayaan nabi. Dengan begitu semua orang bisa bersedekah! Orang fakir yang memiliki kekayaan fisik yang kuat bisa disedekahkan, begitu pula dengan orang yang mempunyai banyak waktu luang bisa disedekahkan demi kebaikan bersama. Misalnya dengan fisik, digunakan untuk membersihkan dan memperbaiki masjid, menolong orang lain yang sedang kesusahan karena miskin fisiknya.

Jika  kaya akan waktu, bisa melakukan kegiatan yang kiranya bisa bermanfaat untuk orang banyak, seperti menulis.  Dari contoh tersebut, membuktikan bahwa bagaimanapun kondisi seseorang pasti memiliki potensi untuk bersedekah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun