PEMBUATAN SILASE DARI LIMBAH JERAMI JAGUNG (TEBON) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI YANG BAIK UNTUK TERNAK RUMINANSIA SAPI
     Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam keberhasihan usaha peternakan ruminansia. Pakan berfungsi untuk kelangsungan reproduksi dan produksi dari ternak. Jenis pakan yang biasa diberikan pada ternak umumnya diberi pakan berupa hijaun rumput, tumbuhan leguminosa dan limbah pertanian. Rumput yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak sapi seperti rumput gajah, rumput lapang odot dan lain-lain. Sementara jenis tumbuhan leguminosa yang umum diberikan seperti lamtoro, turi, gamal, kaliandra dan lain-lain. Serta limbah pertanian atau perkebunan adalah jerami padi, terami kacang tanah, pucuk tebu dan jerami jagung.
      Pemberian pakan hijauan berupa rumput saja tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan  nutrisi dari ternak ruminansia yang memiliki kandungan nutrisi (protein)  rata-rata 10%.  Sedangkan kebutuhan nutrisi khususnya ternak sapi potong yaitu membutuhkan PK (Protein Kasar) 12%, karbohidrat 60-70% LK (Lemak Kasar) 3-5% serta vitamin dan mineral. Sehingga untuk menangani hal tersebut adalah dengan memberikan pakan tambahan berupa konsentrat. Menurut Mide dan Harfiah (2011) menyatakan bahwa campuran hijauan antara hijauan dan konsentrat disebut pakan  lengkap yang mengandung nutrisi untuk ternak dalam tingkat fisiologis tertentu yang bentuk dan diberikan sebagai satu-satunya pakan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi tanpa penambahan substansi kecuali air.
      Namun, daya simpan yang kurang pada pakan dalam bentuk segar menyebabkan mudah rusaknya kualitas dan kuantitas pakan tersebut. Sehingga perlu adanya teknologi pengolahan pakan yang tepat. Penanganan yang tepat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan pembuatan silase. Silase adalah campuran antara pakan hijauan dengan konsentrat yang difermentasi dalam keadaan anaerob dengan kandungan kadar air 60-70%. Pemberian silase pada ternak sapi lebih efisien dan efektif karena dalam pemberianya tidak perlu dicampur dengan bahan pakan lain. Keunggulan silase sendiri yaitu proses pembuatan yang mudah dan kandungan nutrisi yang dihasilkan lebih tinggi sehingga dapat memenuhi 70-90% kebutuhan gizi ternak serta memiliki aroma yang disukai oleh ternak.
      Salah satu bahan yang digunakan untuk pembuatan silase adalah jerami jagung (Zea mays) atau biasa disebut tebon. Jerami jagung merupakan sisa dari pohon jagung yang sudah diambil buahnya. Ketersediaan tebon saat musim panen jagung sangat melimpah sehingga dapat dimanfaatkan sebgai bahan pembuatan silase. Bagian yang dapat digunakan untuk silase adalah daun dan batangnya. Kandungan nutrisi tebon adalah  PK 5,80%, serat kasar 27,38%, LK 2.90% dan kadar abu 8.21%.
      Pembuatan silase dari jerami jagung diharapkan dapat memiliki daya simpan yang lebih lama dan dapat meningkatkan kualitas (kimia dan biologi) dari jerami jagung sendiri.
Berikut adalah cara pembuatan silase dari jerami jagung:
Bahan:
- Jerami jagung
- Dedak padi
- Ampas tahu
- Pelet khusus pakan sapi
- EM4
- Starbio
- Molases
Alat:
- Mesin pencacah jerami jagung
- Silo(tong penyimpanan)
- Sekop (pengaduk)
Cara Pembuatan:
- Tebon jagung dicacah menggunakan mesin pemotong atau pencacah jerami jagung. Mesin pencacah diletakkan disebuah ruangan yang memilki lantai yang bersih sehingga dapat digunakan sebagai tempat pencampuran bahan fermentasi. Â
- Kemudian diratakan dan dibiarkan 1 jam agar sedikit mengurangi kadar air.
- Setelah 1 jam cacahan tebon jagung tersebut di tambahkan dedak padi, ampas tahu, pelet khusus pakan sapi dengan takaran sesuai kebutuhan dan diaduk sampai rata.
- Selanjutnya adalah penambahan EM4 dan Starbio. EM4 berfungsi meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme serta meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan produktivutas ternak. Sedangkan Starbio berfungsi meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme serta meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan produktivutas ternak. Utuk takaran EM4 adalah 1 gelas/200 ml dan Starbio 1,5 kg atau tergantung bahan utama yang digunakan. Proses pengadukan terus berlanjut hingga kedua bahan ini tercampur merata dengan cara dibolak balik menggunakan sekop.
- Kemudian ditambahkan tetes tebu (molases) yang berfungsi sebagai media pemeliharaan bakteri dalam proses pembuatan probiotik. Dengan dosis 1:10 dari bahan utama dan terus diaduk.
- Setelah semua bahan utama dan bahan fermentasi sudah tercampur rata maka proses terakhir adalah produk dimasukan dalam drum/tong dan dipadatkan dengan cara diinjak-injak (menggunakan sepatu boot yang sudah bersih) agar tidak ada rongga udara.
- Setelah cukup padat, tutup bagian atas dengan penutup tong dan plastik agar tidak ada udara yang masuk (keadaan anaerob). Kencangkan penutup tersebut dengan karet hitam melingkar dan diberi hari serta tanggal fermentasi.
- Silase disimpan 1 bulan atau lebih. Semakin lama fermentasi maka semakin bagus pula hasil produk yang dihasilkan.
- Silase siap diberikan pada ternak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H