Tren Rokok Elektrik Pada Remaja Dan Bahaya Penggunaannya
Tren merokok di kalangan anak muda terus meningkat hingga saat ini. Kaum muda memilih rokok elektrik dengan dalih menggantikan rokok tradisional. Tentu saja di Indonesia sendiri sedang muncul tren baru dalam penggunaan rokok elektrik atau biasa disebut vaping. Vaping, juga dikenal sebagai e-cigarette, adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan zat dalam bentuk nikotin dengan memanaskan larutan nikotin. Bahan kimia yang terkandung dalam vape, baik dalam bentuk pod maupun mod, diubah menjadi uap melalui alat yang disebut vape.
Vape pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan China pada tahun 2003. Sejak diluncurkan tahun ini, rokok elektrik telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan mulai mengusung nama merek seperti NJOY, Epuffer, Blu Cig, Green Smoke dan Smoking Everywhere (Damayanti, 2016).
Peningkatan penggunaan rokok elektrik identik dengan perubahan gaya hidup bagi individu terutama di hampir seluruh wilayah Indonesia dimana banyak terdapat toko, mall bahkan kios-kios kecil yang menjual rokok elektrik. Dengan banyaknya remaja bahkan orang dewasa yang menggunakan rokok elektrik sebagai pengganti rokok elektrik, pengguna rokok elektrik semakin meningkat setiap harinya. Kebiasaan dibentuk oleh sistem sosial, aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, dan berteman satu sama lain. (Koentjaraningrat:1986).
Faktor yang mendorong orang untuk menggunakan rokok elektrik mengikuti tren gaya hidup umum dan faktor sosial budaya yang menjadi kekuatan yang mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang. Kebudayaan merupakan sesuatu yang harus selalu diberi nama perubahan dan perkembangan. Salah satu buah dari perkembangan tersebut adalah menciptakan sesuatu. Artinya, munculnya budaya baru, yang disebut budaya populer. Budaya populer sendiri merupakan budaya yang sangat sederhana, diminati dan digemari oleh masyarakat luas.
Resiko Penggunaan Rokok Elektrik (Vape)
Menurut kementerian Kesehatan, merokok merupakan salah satu perilaku yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Baru-baru ini, tren baru dalam penggunaan rokok elektrik telah muncul, menjadikannya sebagai perilaku merokok baru, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Bahkan, menurut data AS 2019, hampir 30% remaja sekolah menengah menggunakan rokok elektrik, atau bahasa sehari-hari disebut vaping. Ada beberapa alasan mengapa anak muda menyukai kebaruan ini, di antaranya keyakinan bahwa rokok elektrik tidak terlalu berbahaya dibandingkan rokok biasa, dan sensasi "baru" dari merokok dengan berbagai kombinasi rasa yang menarik (buah, mentol, dll).
Perlu ditekankan bahwa rokok elektrik sebenarnya mengandung bahan aktif yang sama dengan rokok biasa - nikotin. Senyawa ini bersifat adiktif, berpotensi adiktif, dan memiliki efek samping baik akut maupun kronis pada kesehatan jantung.Hal ini tidak salah, tetapi perlu dicatat bahwa risikonya masih ada dan semakin sulit untuk mengontrol jumlah dan dosis penggunaan rokok elektrik.
Menurut hasil berbagai studi klinis, penggunaan rokok elektrik masih memiliki efek negatif bagi tubuh, termasuk kesehatan jantung. Efek samping akut adalah peningkatan tekanan darah dan detak jantung. Efek jangka panjang, di sisi lain, termasuk percepatan pembentukan plak aterosklerotik, peningkatan kadar radikal bebas dalam darah, dan kerusakan pada dinding pembuluh darah. Secara kolektif, efek samping jangka panjang ini terus menurunkan kesehatan jantung dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan aritmia.
Oleh karena itu vaping bukanlah perilaku yang sehat. Menggunakan rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok biasa. Daya tariknya bagi kaum muda sebenarnya bisa menjadi jalan pintas dan pembenaran untuk mengonsumsi zat adiktif yang berbahaya bagi tubuh.
Daftar Pustaka
https://www.kemenkopmk.go.id/remaja-merokok-ancaman-bagi-masa-depan-bangsa
https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/20/112756165/sejarah-vape-di-dunia-dari-1930-hingga-dipasarkan-pada-2003?page=all
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:T4qOo2bBD6IJ:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/download/34589/75676582424&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:JiIuco6v1ikJ:lib.unnes.ac.id/32750/&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
https://www.kemkes.go.id/article/view/20053100002/peringatan-htts-2020-cegah-anak-dan-remaja-indonesia-dari-bujukan-rokok-dan-penularan-covid-19.html
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1504/penggunaan-rokok-elektrik-dan-implikasinya-bagi-kesehatan-jantung