Mohon tunggu...
khoirul ikhsan
khoirul ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat biasa

agak suka baca

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Di Bawah Pohon Ketapang: Dari Tempat Belajar hingga Belajar Memandang Kehidupan

2 Desember 2023   17:53 Diperbarui: 2 Desember 2023   18:47 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana sejuk dibawah beberapa pohon yang berdiri terpencar di halaman dan di depan ruang tempat belajar. Dua pohon Ketapang, kelapa, dan Pohon mangga memayungi halaman sekolah dari panas sinar matahari. Vibes seperti ini terasa nyata 7 tahun silam, dan hari ini hanya terlintas awang-awang di kepala.

Seperti yang saya tuliskan pada judul, tulisan ini mengarah pada refleksi pengalaman apa yang didapatkan dan dirasakan selama melakukan aktivitas pendidikan formal disekolah, sebuah sekolahan yang berdiri dibawah pohon Ketapang. Mari ikut menyelami kejadian yang bermuara pada pengalaman, dan pengalaman yang bermuara juga pada pembelajaran, sehingga menambah koleksi prespektif saya untuk melihat serta menanggapi kehidupan.

Angkatan Pertama

tiga belas siswa seakan akan menjadi fondasi, sebuah bagian yang penting dalam membangun sebuah bangunan. Kokoh, menyungging serta menjadi landasan material diatasnya hingga terbangun bangunan utuh analogi dari angkatan pertama.

Selain kaitannya dengan fondasi yang menahan material diatasnya. Internalisasi yang dilakukan oleh guru disini membuat saya berkesan. Pasalnya bukan hanya internalisasi mengenai pelajaran-pelajaran sekolah seperti pada umumnya, tetapi ada nilai-nilai kebaikan atau norma positif yang tertanam kokoh dan sebagai bekal untuk menahan atau mengahadapi dinamika kehidupan terkait tata dan tutur manusia yang semakin barbar. Sadar atau tidak merasa dibentuk dan disiapkan melalui internalisasi dari guru-guru yang berinteraksi melakukan aktivitas mendidik, bagiku ini terasa nyata bukan hiperbola untuk membumbui tulisan supaya sedap.

2018, Akhir atau Awal?

Ketapang di halaman itu, sadar atau tidak sadar, diamati atau tidak mengalami pertumbuhan. banyak perubahan, dari tinggi pohonnya, lebar batangannya, dan ranting-ranting menjalar memayungi. Selain perubahan, terdapat juga tantangan atau hambatan yang ada seiring berjalannya waktu.

Dari 13 siswa angkatan pertama menjadi 17 siswa bukti dampak dari dinamika yang ada serta tantangan yang melengkapi dinamika. Seperti halnya pohon Ketapang tadi yang tumbuh. Selama 3 tahun berproses dan berdinamika belajar (baik belajar mengenai pembelajaran disekolah, internalisasi pengalaman dari guru, memahami orang dilingkungan sekolah) atau dengan kata lain kalau konteksnya judul tulisan ini yakni belajar, ada langkah lain yang harus dilakukan setelah belajar, setelah mendapatkan wawasan dan pengalaman dibawah pohon Ketapag.

Bagiku esensi dari belajar bukanlah menghafal, berhitung, membaca, dan melakukan aktivitas belajar pada umumnya. Esensi dari belajar adalah melakukan tindak tanduk kebaikan atau menguntungkan dari pengalaman atau ilmu yang didapatkan, dengan kata lain nilai yang didapatkan dari proses belajar diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan. Pohon Ketapang akan tetap berdiri memayungi tempat itu, menemani seseorang untuk berproses atau belajar, hingga menjadi monumental bahwa seseorang telah belajar dan akan memanifestasikan apa yang didapatkan dengan perilaku kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun