Tetapi yang menjadikan hal ini menjadi negatif adalah respon kita, kita merespon peristiwa netral ini dengan kesedihan dan kekecewaan yang pada intinya hal ini diluar kendali kita. Maka kita harus belajar memanajemen dikotomi kendali ini dengan membiasakan fokus pada apa yang bisa dikendalikan serta tidak memasang ekspektasi tinggi pada apa yang tidak bisa dikendalikan.Â
Penerapan Dikotomi Kendali
Prinsip dikotomi kendali ini bisa diterapkan di berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sosial misalnya, daripada resah atau baper mendengar penilaian atau opini orang lain terhadap kita yang notabene belum tentu benar atau sesuai fakta yang ada, lebih baik fokus ke diri sendiri, fokus sama tujuan dan apa yang bisa kita kendalikan. Dan kita tidak seharusnya terpengaruh atau khawatir  terhadap penilaian atau opini orang lain yang dimana tidak bisa kita kendalikan.
Filosofi teras atau Stoisme bilang kalau kita terlalu mengkhawatirkan sesuatu yang tidak bisa kita kontrol adalah tindakan tidak rasional dan melawan hukum alam. Jadi seharusnya kita cukup berusaha semaksimal mungkin dengan apa yang bisa kita kendalikan untuk mencapai kunci ketenangan hidup tanpa mengkhawatirkan apa yang diluar kendali kita.
Prinsipnya emang sesederhana ini sih, tapi prakteknya tidak sesederhana itu. kita mesti melatih diri dengan menerima apa yg sudah ditakdirkan tanpa memikirkan apa yang ada diluar kendali kita. Mulai sekarang coba bedakan apa saja yang termasuk dalam kendali dan diluar kendali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H