TKI atau Pahlawan devisa. Begitulah kita menyebutnya. Beberapa hari ini kita di hebohkan dengan berbagai berita dari pahlawan devisa kita yang berada di luar negeri. Mereka mengalami nasib yang mengerikan. Ada yang memiliki luka-luka di sekujur tubuh atau pun kematian yang di sebabkan penganiayaan oleh majikan mereka. Sebenarnya tidak semua majikan yang menerima kerja TKI itu kejam dan jahat. Mungkin seperti Sumiati dan Kikim Komala yang kurang beruntung mendapatkan majikan yang kejam dan bengis. Sungguh tragis nasib mereka. Seharusnya negara melindungi pahlawan-pahlawan devisa kita dengan baik. Ketika terjadi hal seperti mereka seharusnya pemerintah harus cepat bertindak dan mengusut tuntas kasus ini. Kalau perlu presiden harus turun tangan segera ke Arab Saudi untuk ber diplomasi dengan raja di sana. Jika tindakan itu di lakukan, maka hal itu sudah menunjukkan komitmen bahwa negara kita memang punya konsen tentang permasalahan ini. Selain itu proses hukum di sana juga harus dipantau terus. Selain itu perlu diadakannya komunikasi bilateral yang lebih intensif antara pemerintah Indonesia dengan negara penerima TKW. “Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah Indonesia dan Saudi Arabia harus dibuat karena dengan ini perlindungan tenaga kerja di sektor domestik memiliki sandaran hukum. Jika SBY dapat melakukan diplomasi ini mata internasional akan melihat bahwa Indonesia menginginkan ada perlindungan WNI di luar negeri. Selain itu SBY juga akan meraih kepercayaan publik bahwa pempimpin negara ini akan melindungi warga negaranya di manapun berada. Semoga hal ini tidak terjadi lagi pada pahlawan devisa kita yang sangat berjasa bagi perkembangan dan kemajuan bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H