Mohon tunggu...
Khoirul Anam
Khoirul Anam Mohon Tunggu... Ilustrator - Freelancer

Designer

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Detik-detik Menjelang Hari Raya Idul Fitri: Perspektif Ekonomi

6 April 2024   22:34 Diperbarui: 6 April 2024   22:36 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com dan edited by Khoirul Anam

              Lupakan 271 Triliun biar pihak yang berwenang yang mengadili heheh, kita fokus saja dengan fenomena hari raya umat Islam yaitu idul fitri. Idul Fitri adalah bentuk refleksi diri, bentuk rasa syukur, dan kegembiraan kepada Allah SWT. Idul fitri secara etimologi atau secara bahasa dapat diartikan sebagai kembali kepada fitrah atau kesucian. Hari yang dirayakan setelah sebulan penuh berpuasa (menjaga hawa nafsu, makan, minum) ataupun yang dapat membatalkan puasa, semoga senantiasa diterima oleh Allah SWT dan selalu dekat kepadanya. Amiin

             Menjelang hari raya idul fitri umat Islam tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan ekonomi, kenapa saya bilang begitu?. Kultur orang-orang di Indonesia yang khas mulai dari membeli baju baru, sembako, kue bahkan mudik loh. Aktivitas inilah yang menjadi bagian dari ekonomi menjelang idul fitri.

             Stabilitas dalam dunia ekonomi itu harus dijalankan agar tidak terjadi inflasi, maka dari itu peran pemerintah diperlukan dalam menekan terjadinya inflasi. Debuti Gubernur BI P Joewono dalam acara GNIP di Kalimantan Timur, Rabu 27 Maret 2024 mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) mewaspadai adanya lonjakan inflasi pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri 2024. Sebab, terdapat potensi kenaikan harga pangan seiring dengan permintaan masyarakat. Sebagaimana diketahui, inflasi indeks harga konsumen pada Februari 2024 sebesar 2,75 persen yoy, ditopang oleh inflasi inti yang rendah sebesar 1,8 persen dan inflasi administered price yang menurun menjadi 1,67 persen. Namun, di sisi lain inflasi volatile food masih menunjukkan peningkatan dan menjadi 8,47 persen.

           Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengantisipasi adanya potensi kenaikan harga pangan pada momen Ramadan yang akan memicu inflasi. Salah satunya pada komoditas beras yang masih menjadi penyebab inflasi tertinggi di Februari 2024. Adapun beberapa komoditas yang berpotensi memberikan andil terhadap inflasi umum, yakni daging ayam hingga beras. "Komoditas yang berpotensi memberikan andil terhadap inflasi umum di antaranya komoditas pangan, yaitu daging ayam ras, minyak goreng, beras, ayam hidup, daging sapi, telur ayam ras dan gula pasir," ujar Habibullah dalam Rilis BPS

           Tidak kalah menarik juga pernyataan Menteri Perhubungan (Menhub) sebut mudik Lebaran beri dampak signifikan pada sektor ekonomi, Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan (Menhub) mengatakan aktivitas mudik Lebaran 2024 M/1445 Hijriah bakal memberi dampak signifikan terhadap peningkatan pergerakan ekonomi masyarakat utamanya di daerah para pemudik seperti provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Budi menyampaikan pada kuartal 1 tahun 2024 dan diprediksi mencapai Rp157,3 triliun hal tersebut merujuk pada Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang memprediksi bahwa perputaran uang selama bulan Ramadhan dan libur Lebaran 2024 diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

           Kementerian Perhubungan bersama para pemangku kepentingan telah menyiapkan sarana dan prasarana di semua moda transportasi di antaranya sisi darat 30.780 bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan 144.441 pariwisata, kemudian sisi penyeberangan 213 unit kapal.

           Wah ternyata begitu komplek permasalahan ekonomi pada saat hari raya idul fitri, belum lagi jumlah kebutuhan uang tunai tahun ini yang meningkat 4,65%. Kita bahas lain waktu ya teman-teman. Terimakasih............

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun