Lebaran biasanyaidentik dengan waktu unjung-unjung atau silaturahim, baik antar tetangga maupun keluarga. Hal ini disebabkan momen lebaran Idul Fitri adalah momen kembali suci, suci dari dosa, termasuk suci dari penyakit hati kepada sesama. Sehingga, silaturahim dan bermaaf-maafan dirasa menjadi hal wajib supaya jiwa kita benar-benar kembali suci, tak ada dendam maupun iri dan dengki.
Selama seharian penuh, bahkan bisa lebih dari seminggu, tamu akan silih berganti berdatangan. Belum lagi sanak keluarga dari 'jauh' yang datang menginap beberapa hari. Semua itu membuat kesibukan sebelum lebaran menjadi tak hanya sekedar menyiapkan baju dan kue lebaran saja, tapi juga mempersiapkan rumah agar tak tampak buruk di mata orang yang datang bertandang.
Tak hanya sekedar menyapu, lap, gosok, pel, dan lain-lain, bahkan kalau perlu dilakukan renovasi rumah pun akan dilakukan. Asal jangan salah niat. Terkadang ada terbersit rasa ingin disanjung dan dipuji ketika para tamu melihat rumah kita bersih dan wangi. Hati-hati saja, kesucian Idul Fitri akan ternoda oleh hal-hal semacam itu.
Lalu, bagaimana dengan lebaran tahun ini yang diliputi teror virus Covid19? Anjuran untuk menutup pintu rumah sudah digaungkan. Artinya, mungkin tak akan ada tamu yang bertandang, melihat cantiknya rumah kita yang telah kita renovasi sedemikian rupa, dan tak ada pula yang memuji baju baru dan mengicipi hidangan di ruang tamu. Apakah itu berarti tak perlu mempersiapkan itu semua?Â
Saya rasa tak akan ada yang sia-sia ketika kita melakukan kebajikan atau pun hal lain yang bermanfaat seperti bersih-bersih rumah. Meskipun tidak ada tamu, rumah yang beraih akan membuat penghuninya terasa lapang, nyaman, dan bahagia, sebagaimana disunnahkan intuk berbahagia di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Lebaran tinggal empat hari lagi, sudahkah rumah kita bersih?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H