Bulan Ramadhan selalu disambut dengan suka cita. Gaungnya bahkan sudah terdengar sejak tiga bulan sebelumnya. Di beberapa daerah bahkan mengadakan kegiatan tertentu, khusus untuk menyambut bulan mulia ini.
 Tersebutlah tradisi semacam Munggahan, Megibung, Padusan, Nyorong, Dugderan, Balimau, Perlon Unggahan, Ziarah Kubro, Nyadran, dan lain-lainnya. Masing-masing daerah punya keunikan tersendiri di setiap ritualnya.
Semakin ke sini, tradisi semacam itu sudah bergeser dari ritual yang biasa dilakukan pada zaman dahulu. Akulturasi budaya, prinsip efektif dan efisien, serta perkembangan informasi dan teknologi, membuat tradisi-tradisi tersebut menyesuaikan dengan perubahan nilai yang juga terjadi di masyarakat.
Ambil satu contoh saja. Tradisi megengan yang dilaksanakan di beberapa daerah di Jawa, seharusnya terdiri dari setidaknya tiga kegiatan berikut, yaitu mandi keramas yang bermaksud untuk mensucikan diri dalam menghadapi datangnya bulan suci Ramadhan, setelah itu berziarah ke makam leluhur untuk mendoakan, memohonkan ampun kepada Allah atas dosa mereka, Â kemudian berdoa bersama dengan membagikan kue apem kepada tetangga.Â
Apem yang berasal dari kata afuwwun, bermakna maaf, yang merupakan ungkapan dari rasa permintaan maaf secara tidak langsung. Di masa kini, sebagian masyarakat cukup melaksanakan megengan dengan berbagi kue atau makanan yang tetap mengikutkan kue apem sebagai lambang maf-maafan) di dalamnya.
Di daerah saya sendiri, sebuah desa kecil di utara Lamongan, tradisi menyambut Ramadhan tidak dilakukan dengan ritual-ritual khusus semacam itu. Yang ramai biasanya adalah kegiatan ceramah keislaman di masjid-masjid atau mushola-mushola yang semakin sering, amplop-amplop yang menyebar di setiap rumah, biasanya dari lembaga pendidikan, TPA, maupun masjid dan mushola, tujuannya agar memudahkan donatur untuk bersedekah, dan juga pembagian jadwal pengadaan takjil dan ifthar tiap harinya.
Meskipun demikian, tak kalah besar kebahagiaan di hati kami menyambut bulan penuh berkah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H