Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Anwar
Muhammad Khoirul Anwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah menulis dan bermain sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berkomunikasi melalui Laporan Keuangan: Studi Empiris

3 Desember 2024   11:15 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:21 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mengenai kekurangan dalam komunikasi laporan keuangan, terutama pada aspek nonkuantitatif, seperti data tersebut, yang sering kali kurang dimanfaatkan meskipun mengandung informasi penting. Penelitian menunjukkan bahwa elemen verbal dalam laporan keuangan sering kali diabaikan oleh pembaca, baik karena kompleksitas bahasanya maupun karena dianggap memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan angka utama dalam laporan. Dalam situasinya, informasi yang disampaikan melalui data ini sering kali krusial dalam mendukung keputusan investasi yang lebih cerdas dan akurat.

Dalam melibatkan mahasiswa akuntansi, mahasiswa bisnis, dan eksekutif, ditemukan bahwa peserta yang memperhatikan catatan kaki dalam laporan keuangan memiliki peluang lebih tinggi untuk membuat keputusan investasi yang benar dibandingkan mereka yang mengabaikannya. Misalnya, dalam salah satu kasus, informasi penting mengenai kontrak jangka panjang yang menjamin keuntungan diungkapkan dalam catatan kaki. Namun, mayoritas peserta tidak memanfaatkan informasi ini, yang mengakibatkan keputusan investasi yang kurang optimal. Penelitian ini juga menjelaskan perlunya perubahan paradigma dalam penyusunan laporan keuangan. Akuntan sering kali terlalu fokus pada penyempurnaan angka dalam laporan, sementara aspek komunikasi verbal, seperti penulisan catatan kaki, kurang mendapat perhatian. Padahal, penyampaian informasi secara jelas dan efektif dapat meningkatkan pemahaman pembaca terhadap kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Selain itu, cara penyajian informasi nonkuantitatif perlu ditinjau ulang. Penggunaan bahasa teknis dan penyajian informasi yang tersembunyi di bagian catatan kaki membuat pembaca enggan atau bahkan tidak menyadari keberadaan informasi penting tersebut. Untuk itu, diperlukan upaya dari pihak akuntan dan manajemen untuk meningkatkan keterbacaan dan menarik perhatian pembaca terhadap bagian laporan yang dianggap kurang penting. Pengabaian terhadap informasi nonkuantitatif juga disebabkan oleh persepsi bahwa data numerik memiliki bobot yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan. Namun, penelitian ini membuktikan bahwa informasi verbal dapat melengkapi data kuantitatif, memberikan konteks, dan bahkan mengungkap potensi risiko atau peluang yang tidak terlihat dari angka-angka saja. Oleh karena itu, peningkatan kualitas komunikasi nonkuantitatif harus menjadi prioritas.

Dalam konteks pasar modal, efisiensi informasi juga menjadi perhatian utama. Pasar yang efisien seharusnya mencerminkan semua informasi publik yang relevan, termasuk data verbal dalam laporan keuangan. Dengan demikian, meningkatkan kualitas komunikasi verbal juga dapat membantu memastikan harga saham mencerminkan nilai sebenarnya perusahaan, sekaligus memberikan keadilan bagi semua investor, baik yang berpengalaman maupun pemula. Bagi investor individu, laporan keuangan dengan komunikasi verbal yang lebih baik dapat membantu mereka memahami risiko dan potensi investasi dengan lebih baik. Hal ini menjadi penting, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses ke sumber daya analisis yang luas seperti yang dimiliki oleh investor institusional. Dengan demikian, peningkatan kualitas laporan keuangan dapat mengurangi asimetri informasi di pasar.

Artikel ini menekankan bahwa elemen verbal dalam laporan keuangan memiliki peran yang signifikan dalam mendukung pengambilan keputusan. Akuntan perlu mengalokasikan sumber daya untuk meningkatkan keterbacaan dan kualitas bagian nonkuantitatif, termasuk bekerja sama dengan ahli komunikasi. Perubahan ini tidak hanya akan meningkatkan kegunaan laporan keuangan bagi pembaca, tetapi juga memperkuat kredibilitas profesi akuntansi secara keseluruhan. Perubahan ini juga merupakan kesempatan bagi akuntan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengguna laporan yang semakin beragam. Dengan menyajikan informasi yang lebih jelas dan dapat diakses, laporan keuangan dapat berfungsi tidak hanya sebagai alat pelaporan tetapi juga sebagai panduan strategis bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun