Mohon tunggu...
M Khoirul Amin
M Khoirul Amin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Swadaya Masyarakat: Warga Inhil Bertindak Saat Pemerintah Tak Berdaya

4 Juli 2024   10:30 Diperbarui: 4 Juli 2024   13:10 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dinamika kehidupan bermasyarakat, seringkali muncul situasi di mana pemerintah mengalami kesulitan atau keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dan memberikan solusi bagi warganya. 

Contohnya Warga Desa Sanglar di Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, merasa frustrasi karena jembatan yang rusak tidak kunjung diperbaiki oleh pemerintah, yang mana tentunya jembatan tersebut menjadi jembatan penghubung bagi warga-warga di sana, dan tentunya mengancam keselamatan pengendara apabila tidak di tangani dengan baik, mungkin saja sudah terdapat berberapa korban yang mengalami kondisi naas tersebut seperti tercepelung ke parit yang berada di bawah jembatan tersebut, kondisi semacam ini tidak jarang terjadi. 

Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat warga setempat untuk bertindak dan mengambil inisiatif sendiri. Melalui swadaya masyarakat, warga Inhil telah menunjukkan bahwa solidaritas dan kerja sama dapat menjadi kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai tantangan. 

Kisah-kisah inspiratif tentang tindakan warga yang berinisiatif membangun infrastruktur, menjaga lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan sosial di tengah keterbatasan pemerintah menjadi bukti nyata bahwa masyarakat memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara mandiri.

Dalam konteks peran pemerintah dalam memberikan keadilan, teori egalitarianisme, legatarianisme, dan utilitarianisme dapat memberikan perspektif yang kaya tentang bagaimana pemerintah seharusnya bertindak dan bagaimana swadaya masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menjadi refleksi dari kekurangan pemerintah dalam beberapa aspek.

  1. Egalitarianisme dan Peran Pemerintah:
    • Teori: Egalitarianisme menekankan pentingnya kesetaraan dalam distribusi sumber daya dan kesempatan. Pemerintah, menurut teori ini, memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang sama terhadap layanan dan hak-hak dasar.
    • Konteks Inhil: Ketika pemerintah gagal menyediakan infrastruktur atau layanan publik yang memadai, kesenjangan sosial dan ekonomi dapat muncul. Dalam kasus Inhil, warga mengambil inisiatif melalui swadaya masyarakat untuk menutupi kekurangan ini, dengan tujuan menciptakan kondisi yang lebih setara bagi semua anggota komunitas. Tindakan ini mencerminkan nilai-nilai egalitarianisme, di mana masyarakat berusaha mengatasi ketidaksetaraan yang ada.
  2. Legatarianisme dan Peran Pemerintah:
    • Teori: Legatarianisme menekankan pentingnya struktur hukum dan hak-hak legal dalam memastikan keadilan dan keteraturan sosial. Pemerintah seharusnya memastikan bahwa semua tindakan dan kebijakan berada dalam kerangka hukum yang adil dan dapat diakses oleh semua warga negara.
    • Konteks Inhil: Ketika pemerintah tidak mampu atau gagal menegakkan hak-hak legal dan memberikan pelayanan yang memadai, warga Inhil berinisiatif membentuk organisasi atau kelompok formal yang diakui secara hukum untuk menjalankan proyek-proyek yang bermanfaat bagi masyarakat. Tindakan ini menunjukkan bagaimana masyarakat mengambil peran aktif dalam mengisi kekosongan hukum dan memastikan bahwa hak-hak mereka terlindungi dan dipenuhi.
  3. Utilitarianisme dan Peran Pemerintah:
    • Teori: Utilitarianisme mengajarkan bahwa kebijakan dan tindakan pemerintah harus bertujuan untuk mencapai kebahagiaan atau manfaat terbesar bagi jumlah orang yang paling banyak. Pemerintah harus merancang dan menerapkan program yang memaksimalkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
    • Konteks Inhil: Ketika pemerintah tidak mampu memaksimalkan kesejahteraan warga, masyarakat Inhil melalui swadaya mengambil tindakan untuk menciptakan manfaat terbesar bagi komunitas. Pembangunan infrastruktur, program kesehatan, dan kegiatan sosial lainnya yang dilakukan oleh warga secara swadaya adalah contoh konkret dari upaya utilitarianisme, di mana tindakan kolektif masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan manfaat bagi sebanyak mungkin orang.

Dalam menghadapi situasi di mana pemerintah tidak mampu memenuhi tanggung jawabnya secara penuh, masyarakat Inhil menunjukkan bahwa prinsip-prinsip egalitarianisme, legatarianisme, dan utilitarianisme dapat diimplementasikan secara efektif melalui swadaya masyarakat. 

Tindakan warga yang bergotong royong dan mengambil inisiatif sendiri menunjukkan bahwa keadilan, hukum, dan kesejahteraan dapat dicapai tidak hanya melalui peran pemerintah, tetapi juga melalui kekuatan solidaritas dan kerja sama masyarakat. 

Hal ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat memiliki potensi besar untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan secara mandiri, sekaligus memberikan contoh bagi pemerintah tentang pentingnya responsivitas dan keterlibatan aktif dalam memenuhi kebutuhan warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun