Â
Tradisi sedekah bumi adalah warisan para leluhur yang masih bertahan hingga saat ini yang patut kita lestarikan. Salah satunya seperti di wilayah Kec. Trawas tepatnya yang berada di Kab. Mojokerto, Jawa timur.   Tradisi tersebut juga dikenal dengan sebutan ancak. Atau ada yang menyebut ruwah desa. Tradisi ini merupakan bagian dari meminta agar tempat tinggal kita menjadi tetap terjaga. Dan ungkapan rasa syukur atas  kehadirat nikmat yang sudah diberikan allah swt. Dengan berbagai cara yang bisa kita lakukan, salah satunya ialah dengan berbagi makanan kepada sesama manusia melalui acara ancak yang sakral ini yang masih dianut dan dilaksanakan oleh warga di daerah kecamatan trawas.
   Agenda ini  dilaksanakan tiap tahun sekali ketika menjelang datangnya bulan yang berkah yaitu bulan suci ramadhan. Tiap tahunya acara ruwah desa atau sedekah bumi dirayakan oleh warga setempat secara meriah dibeberapa dusun di wilayah kecamatan trawas antara lain di dusun kemendung, dusun sukosari, dusun sendang, dusun kedungudi, dusun penanggungan dll.
   Pada jauh-jauh hari warga setempat secara gotong royong mempersiapkan acara yang sangat meriah ini dengan membuat sebuah wadah sekreatif mungkin yang digunakan untuk tempat hasil bumi seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan aneka macam makanan serta barang- barang yang sekiranya bermanfaat bagi warga setempat.
  Saat acara, ancak ini biasanya dipikul bersama sama oleh beberapa orang dan ada juga yang didorong diberi roda. Karena tujuan penting dalam acara ini yaitu adanya rasa semangat kebersamaan dan kekompakan antar masyarakat setempat. untuk itu kita sebagai generasi penerus yakni kaum muda mari kita jaga kebersamaan antar sesama dan mengembangkan semangat gotong royong dalam segala hal baik yang ada di lingkup kegiatan masyarakat. baik dalam menjaga lingkungan maupun pengembangan desa.
   Hal tersebut merupakan wujud dari implementasi sila ketiga yang berbunyi "persatuan indonesia" bahwa nilai yang ada di indonesia yaitu nilai nasionalisme sangat tercemin dalam sila ini ialah mengatasi paham golongan, suku yang berupaya untuk menumbuhkan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa yang utuh dan tidak terpecah belah.
   Pada kala itu ancak merupakan sebuah persembahan yang ditujukan kepada para roh leluhur terdahulu. Namun seiring dengan semakin kuatnya masyarakat memegang teguh ajaran agama islam. Maka ancak hanya digunakan sebagai simbol tradisi menghargai dan mendoakan kepada para leluhur terdahulu. Dan juga Fungsi lainya yaitu sebagai sarana untuk berbagi kepada sesama warga sekitar. Wajar jika ada warga setempat yang tidak diperbolehkan untuk ikut berebut ancak tersebut karena itu adalah termasuk suata amal shodaqoh.
   Hal tersebut merupakan berkaitan dengan sila yang pertama yaitu "ketuhan yang maha esa" dalam bunyi sila itu menegaskan bahwa bangsa indonesia dan setiap warga negaranya harus mengakui adanga tuhan yang maha esa.
   Kegiatan sedekah bumi ini mulai dilaksanakan sejak pagi hari yaitu dengan diawali sebuah acara puncak yakni dengan membawa ancak yang telah dipersiapkan oleh masing-masing RT setempat. Ancak ini mempunyai banyak bentuk yang telah dibuat oleh warga  mulai dari berbentuk hewan, seperti sapi, ayam, bahkan ada juga yang berbentuk alat tronspartasi seperti kapal, pesawat, dan mobil hingga berbentuk kubah masjid.Â
   kemudian ancak tersebut yang sudah disiapkan oleh warga setempat akan dibawa ke keliling desa, setelah berkelilinag desa ancak ini biasanya akan dibawa ke balai desa atau punden. untuk dibagikan kepada seluruh warga sekitar yg hadir dalam acara yang meriah ini. Setelah itu biasanya malamnnya akan ditutup dengan acara doa bersama dan pertunjukan wayang . Jadi tradisi sedekah bumi ini merupakan wujud nyata dari implementasi nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H