PENJELASAN FILSAFAT TENTANG FENOMENA BERDASARKAN PARADIGM POSITIVIST
ONTOLOGI
- Gambaran Umum Kepemimpinan Bupati Banyuwangi
Dalam jurnal kepemipinan yang ditulis oleh Dilla Safhutri (2019), gaya kepemimpinan Bupati Azwar anas termasuk dalam gaya kepemimpinan transformasional. Bass & Avolio dana Yukl (2010:304) mengemukakan 4 ciri gaya kepemimpinan transformasional yakni, charisma, inspirasional, Perhatian Individual, dan Stimulus Intelektual.
- Kharisma
- Azwar Anas memiliki gaya kepemimpinan yang kharismatik. Azwar anas mampu mengoptimalisasikan visi misi yang dibawanya kepada setiap perangkat daerah yang ada. Hal ini
- Inspirasional
- Dengan segala prestasi yang ditorehkannya selama memimpin banyuwangi. Di internal birokrasi, azwar anas menjadi inspirasi bagi setiap kepala perangkat daerah untuk tetap bekerja sama dan bekerja keras untuk kemajuan banyuwangi. Secara eksternal, Bupati azwar anas juga menginspirasi kepala daerah lain, khususnya dijawa timur untuk berlomba lomba dalam memajukan daerahnya masing masing.
- Perhatian Individual
- Menurut salah satu pegawai yang bekerja di Bappeda Kabupaten Banyuwangi, Bupati Azwar anas merupakan sosok yang perhatian pada individu yang bekerja bersamanya. Tidak hanya ditinggat organisasi, Bupatu azwar anas mampu memberikan motivasi dan dukungan kepada pegawai sehingga mereka dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
- Stimulus Intelektual
- Dalam gaya kepemimpinannya, Bupati azwar anas menuntut setiap perangkat daerah untuk berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi. Selain itu, beliau mengajak mereka untuk berdiskusi bersama. Sehingga mereka dapat memahami permasalahan yang mereka hadapi dan dapat berkontribusi sesuai dengan tugas mereka.
Sepanjang kepemipinan Bupati Azwar Anas, Kabupaten Banyuwangi telah menorehkan  banyak sekali prestasi di berbagai bidang.  Bupati anas menuturkan bahwa kunci dari prestasi tersebut adalah inovasi dan kolaborasi dalam pelaksanaan kebijakan. Keduanya merupakan poin dalam pelaksanaan pembangunan.
- Inovasi
- Inovasi dilakukan olehnya untuk menyiasati terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh pemerintah, dengan adanya inovasi disertai penggunaan teknologi informasi, banyuwangi dapat meningkatkan kualitas pelayanan public kepada masyarakat
- Kolaborasi
- Kolaborasi diaplikasikan dengan berbagai pihak sebagai langkah percepatan kebijakan pembangunan kabupaten banyuwangi. Salah satunya Bupati azwar anas menggandeng akademisi untuk membantu perencanaan dan evaluasi daerah.
Reksohadiprojo dan Handoko (2003) mengutip apa yang dikemukakan oleh Davis bahwa ada 10 ciri utama yang berpengaruh kepada kesuksesan. 3 diantaranya berkaitan dengan gaya komunikasi seorang pemimpin yaitu,
- Sikap Hubungan Manusiawi
- Kepemimpinan Bupati Azwar Anas memiliki orientasi kepada bawahannya. Beliau juga sangat menghargai dan memberikan perhatian yang tinggi kepada bawahannya.
- Memiliki Pola Hubungan yang Baik
- Bupati Azwar Anas berhasil menciptakan pola hubungan yang baik melalui wewenang dan pengaruhnya kepada setiap individu. Pola hubungan baik ini bertujuan untuk menciptakan kerja sama guna mencapai tujuan bersama
- Mampu Berinteraksi
- Gaya kepemiminan Bupati azwar anas dinilai selalu berinteraksi dengan baik dengan sesama pemimpin, bawahan, serta masyarakatnya. Sehingga dapat diartikan bahwa Bupati Azwar Anas mampu membuka komunikasi kepada siapapun yang berada dilingkungannya.
Dapat disimpulkan dari ketiga ciri diatas bahwasanya bupati azwar anas memiliki komunikasi politik yang baik kepada para pimpinan perangkat daerah beserta bawahannya. Selain itu untuk mendukung kinerja pemerintah, bupati azwar anas mampu membuka komunikasi yang baik kepada masyarakat kabupaten banyuwangi.
- Gambaran Umum Kepemimpinan Bupati Jember
Ketua CWI (Cakra Wikara Indonesia), Ana Margaret Luman Gaol, menilai Bupati Jember, dr. Faida, MMR, sebagai sosok yang tangguh dan unik. Bupati Faida merupakan bupati perempuan pertama di Kabupaten Jember, dan bukan kader partai.(Publis, 2020; radardigital, 2020) Kebijakan yang dikeluarkan oleh Bupati Faida juga dilihat mengarah pada kepentingan marginal dan tidak terpengaruh kepentingan politik.(CWI, 2020; radardigital, 2020) Tahun 2019 di kepemimpinan Bupati Faida, sebanyak 4500 rumah warga miskin mendapatkan Program rehab RTLH (Rumah Tidak Layak Huni).(Publis, 2020)
Dalam kepemimpinan Bupati Faida, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Jember Mengalami Peningkatan. Angka kemiskinan periode 2017 sampai 2019 mengalami penurunan, dari 11 persen menjadi 9,25 persen. Memiliki basik sebagai seorang dokter, membuat pembangunan kesehatan di Kabupaten Jember mengalami kemajuan yang signifikan selama kepemimpinan Bupati Faida. Revitalisasi Puluhan Puskesmas dan Pustu, berdampak pada penurunan angka kematian ibu dan bayi dari 175,73 persen menjadi 133,23 persen, periode 2017-2010.(Publis, 2020) Hal ini menghantar Jember menjadi salah satu Kota Ramah HAM di Indonesia.(HAM, 2019; Pemkab Jember, 2018)
Perbaikan fasilitas publik juga diberikan melalui bantuan pemerintah, seperti perbaikan jalan di beberapa titik desa terpencil di Jember dan pemberian sarana MCK Komunal di beberapa desa.(Pemkab Jember, 2020) Dalam bidang pendidikan, selama kepemimpinan Bupati Faida, diadakan sekolah gratis dan beasiswa untuk meningkatkan partisipasi masnyarakat melanjutkan pendidikan. Pengadaan BPJS Ketenagakerjaan bagi pelayan di kabupaten Jember juga telah diadakan. Revitalisasi pasar tradisional telah diberlakukan untuk kebersihan dan kelayakan pasar. (Publis, 2020)
Bupati Faida berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat menggunakan komunikasi interpersonal dengan menggunakan media sosial (Facebook, IG) untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Komunikasi verbal dan non verbal secara langsung, melalui kunjungan kepada masyarakat, juga telah dilakukan oleh Bupati Faida selama masa kepemimpinannya.(Sulaiman, 2017)
Banyaknya prestasi dari Bupati jember ini tidak menghalangi pemakzulan terhadap Bupati Faida oleh 47 anggota DPRD Jember dari 7 Fraksi DPRD Jember. Penyebab pemakzulan ini adalah rentetan pelanggaran dan ketidaksesuaian yang terjadi dalam kepemimpinan Bupati Faida. Dimulai dari pelanggaran sumpah jabatan, pelanggaran sistem merit dalam mutasi jabatan, pengabaian rekomendasi Komisi ASN, penghapusan 15 SK Pengankatan Dalam Jabatan, Pengabaian 30 Perbup Terkait KSOTK, dan penghilangan kuota CPNS tahun 2019.(Idris, 2020)