Ada masa dalam hidupku ketika setiap hari terasa berat, seperti berjalan di jalan yang sama tanpa pernah sampai ke tujuan. Semua ini karena aku terjebak dalam perasaan cinta yang terlalu dalam kepada seorang wanita. Rasanya dia adalah sosok yang sempurna, wanita yang selama ini aku cari, dan tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya. Aku begitu yakin bahwa aku dan dia adalah pasangan yang cocok. Namun, kenyataan berkata lain. Setiap perhatian yang kuberikan hanya disambut dengan sikap dingin. Dia cuek, seolah tidak peduli dengan keberadaanku.Â
Hari-hari berlalu, dan aku semakin terpuruk. Aku terlalu sibuk memikirkan dia hingga lupa pada diriku sendiri. Tugas-tugas kuliah menumpuk tanpa tersentuh, motivasiku runtuh, dan aku merasa seperti kehilangan arah. Cinta yang kuharapkan membawa kebahagiaan justru menjadi belenggu yang mengikat langkahku.
Sampai pada suatu malam, ketika semua terasa begitu sunyi dan berat, aku sadar aku tidak bisa terus begini. Hidupku bukan tentang menunggu seseorang yang tidak peduli padaku. Hidupku adalah tentang aku sendiri, tentang apa yang bisa aku ciptakan dan bagaimana aku bisa tumbuh. Aku memutuskan untuk berubah. Â
Langkah pertama yang kuambil adalah menerima kenyataan bahwa tidak semua hal di dunia ini bisa berjalan sesuai harapan kita, termasuk cinta. Aku belajar melepaskan, bukan karena aku lemah, tetapi karena aku ingin memberi ruang bagi diriku untuk tumbuh dan berkembang. Aku mulai memperbaiki rutinitasku. Bangun pagi, berolahraga, dan mengerjakan tugas-tugas kuliah yang sempat terbengkalai. Perlahan, aku juga mulai menemukan hal-hal kecil yang membuatku bahagia: membaca buku/literasi, menulis blog, dan menghabiskan waktu dengan teman-teman. Â
Aku juga mencoba life update di media sosial. Bukan untuk pamer, tapi untuk mencatat progres hidupku dan mengingatkan diriku sendiri bahwa aku sedang berada di jalur yang lebih baik. Setiap langkah kecil yang kuambil adalah bentuk penghargaan terhadap diriku sendiri, karena aku sadar bahwa hidupku layak untuk diperjuangkan. Â
Dari pengalaman ini, aku belajar bahwa cinta itu indah, tetapi mencintai diri sendiri jauh lebih penting. Jika kamu sedang menghadapi situasi yang sama seperti yang pernah aku alami, percayalah bahwa melepaskan bukan berarti kalah. Melepaskan adalah langkah pertama untuk menemukan dirimu sendiri. Â
Mulailah hidupmu dari awal, bukan untuk orang lain, tetapi untuk dirimu sendiri. Berikan ruang bagi hatimu untuk sembuh, fokuslah pada apa yang membuatmu bahagia, dan percayalah bahwa waktu akan membawamu bertemu dengan seseorang yang benar-benar menghargai dirimu, mungkin dia orangnya atau mungkin orang lain. Hingga saat itu tiba, jadilah versi terbaik dari dirimu. Karena pada akhirnya, cinta yang paling berharga adalah cinta yang kita berikan untuk diri sendiri. Â
Semoga cerita ini dapat memotivasi kamu yang sedang merasa terjebak dalam cinta yang bertepuk sebelah tangan. Ingat, hidupmu lebih berharga dari sekadar mengejar seseorang yang tak pernah melihat nilai dirimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H