Alen-alen adalah makanan khas daerah Trenggalek yang bentuknya seperti cincin. Masyarakat Trenggalek menjadikan alen-alen sebagai camilan sehari-hari di kala hujan maupun panas sebagai teman minum kopi dan ada juga yang dijadikan pelengkap makan seperti krupuk.Â
Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Trenggalek alen-alen merupakan makanan yang banyak dibeli sebagai oleh-oleh khas Trenggalek karena harganya relatif murah serta rasanya yang tidak membuat cepat bosan. Desa Bendorejo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek merupakan sentra/pusat pembuat dan penjual alen-alen dan makanan khas Trenggalek. Sepanjang jalan Raya Kranding Desa Bendorejo terdapat 28 toko mulai arah Timur sampai Barat sepanjang 1 km yang menjual aneka makanan khas Trenggalek diantaranya adalah alen-alen.
Permasalahan aspek produksi adalah alat yang digunakan untuk meniriskan minyak untuk alen-alen, yang dibuat sendiri dengan memanfaatkan barang bekas yang dirakit dan disalurkan ke listrik. Alat tersebut tidak hygienes dan konstruksi tidak kuat, sehingga hasil penirisan minyak tidak optimal. Alat ini bertujuan untuk mengurangi kadar minyak dalam alen-alen dan supaya lebih awet tidak cepat tengik, tetapi karena alat yang digunakan tidak bagus maka hasilnya tidak bisa optimal baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Metode pelaksanaan kegiatan PKM-UMKM ini dilakukan melalui tahapan survey, observasi dan wawancara, menjalin kerjasaman dengan UMKM alen-alen, analisis hasil survey dan wawancara, menyepakati permasalahan prioritas mitra, mendesain alat, melakukan manufaktur, assembly, uji fungsi alat, pengiriman alat, pelatihan dan pendampingan, penerapan alat, monev secara berkala dan pembuatan laporan PKM- UMKM.
Solusi konkrit untuk menyelesaikan permasalahan aspek produksi dilakukan melalui pengadaan dan penerapan mesin/alat peniris minyak (spiner) yang hygienes terbuat dari plat baja stainless steel, yang digerakkan oleh mesinmotor listrik yang mempunyai besaran putaran yang bisa diatur sesuai kebutuhan, kokoh dan kuat, praktis dan efisien sehingga bisa meningkatkan produktivitas (kuantitas dan kualitas) alen-alen lebih kering (kandungan minyak sedikit) dan tidak mudah tengik.
Solusi konkrit untuk menyelesaikan permasalahan aspek manajemen dilakukan melalui pembenahan manajemen UKM pembuat alen-alen melalui kegiatan FGD, pelatihan dan pendampingan manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia dan manajemen pemasaran menggunakan pendekatan partisipasitif.
Ketua PKM-UMKM Prof. Dr. Drs. Muhaji, S.T, M.T menjelaskan bahwa hasil uji lama penirisan minyak menunjukkan bahwa dengan menggunakan mesin/alat peniris minyak yang digerakan motor listrik lebih cepat 12 kali jika dibandingkan dengan peniris tradisional, lebih cepat 4 kali jika dibandingkan dengan alat peniris yang digerakkan dinamo. Hal ini menujukkan bahwa alat ini sangat efektif dan efisien. Produksi penirisan menghasilkan 18 kg/jam, hal ini naik 4 kali jika dibandingkan dengan mesin penggerak dinamo dan naik 12 kali jika dibandingkan dengan peniris tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan mesin/alat peniris minyak ini produksi UKM meningkat drastis, sehingga penghasilan UKM juga meningkat.
  Peserta FGD manajemen  keuangan,  manajemen  produksi,  manajemen sumber daya manusia dan manajemen pemasaran dari UKM  menunjukkan semua (100%) peserta mengikuti sangat antusias, dan 15% peserta pelatihan menyatan puas, dan 85% peserta menyatan sangat puas terhadap pelaksanaan pelatihan.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H