Mohon tunggu...
Khoirul Anam
Khoirul Anam Mohon Tunggu... lainnya -

Tidak mampu mendeskripsikan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebuah Opini: Pergerakan FPI Dulu dan Kini

9 November 2016   17:06 Diperbarui: 9 November 2016   17:16 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengangkatan isu-isu nasional seperti tersebut di atas memang biasanya dihembuskan oleh kalangan mahasiswa. Namun saat ini mereka dibuat seolah tak berdaya akibat kehilangan panggung orasi. Saya pikir memang secara teoritis, lebih mudah melakukan rekayasa sosial pada golongan lain daripada mahasiswa yang, sekali mereka membulatkan tekad untuk mengepalkan tangan, akan bertindak militan. Mereka pun golongan intelek yang dapat melihat dan menganalisa segala tindakan bersifat politis. Tapi sekarang, mahasiswa generasi ini cukup sibuk dengan kepentingan pribadi mereka. Adapun  golongan yang masih cukup agresif melakukan kontrol sosial diantaranya adalah HMI dan KAMMI. Ealah....

Penghilangan panggung rakyat dan mahasiswa inilah yang saya anggap sebagai salah satu agenda yang sedang dijalankan penguasa. Entah itu penguasa sah, atau penguasa di balik layar. Entah pemerintah, entah oposisi. Elit politik di pusat memiliki kepentingan yang sama. Oleh karena itu, bagi saya, tidak perlu ribet mencari tahu aktor politik di balik #411, tapi apa berusaha dilakukan para elit politik dengan memanfaatkan peristiwa ini. Kalaupun disebutkan bahwa aktor politiknya adalah mereka yang ikut serta dalam aksi, akal sehat saya menolak untuk mempercayai orang-orang seperti Amin dan Fahri cukup cerdas untuk melakuakn itu. Fadli Zon? Mungkin saja, tapi dia tidak sendiri. 

Bagaimana dengan pemerintah sendiri? Teori ‘maling teriak maling’ terdengar lebih masuk akal daripada aktornya Amin dan Fahri tadi. Karena pemerintah lah yang memiliki kepentingan paling besar untuk meredam kritik atas kinerja mereka yang kurang memuaskan. Apa buktinya? Resuffle. Jangan lupa juga dengan tulisan sebelumnya dimana saya menyebutkan nama Wiranto yang pernah dekat dengan FPI. Tapi bukan berarti saya menuduh pemerintah-lah yang menjadi aktor politik. Hanya Tuhan yang tahu kebenarannya.

Semua tulisan di atas hanyalah opini atas analisis dangkal saya terhadap situasi saat ini. Banyak hal yang belum saya ketahui serta banyak pula hal yang saya ketahui tapi tidak saya yakini karena keterbatasan informasi. Banyak hal yang belum saya ketahui dan masih saya pelajari. Oleh karena itu, saya sampaikan bahwasanya tulisan ini tidak bermaksud menyinggung perasaan pihak-pihak yang saya sebutkan di atas. Apabila ada kata atau kalimat yang dianggap ‘menistakan’ kehormatan orang lain, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Salam Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun