Mohon tunggu...
khoirotun dwipramugita
khoirotun dwipramugita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa aktif di Universitas 19 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Sastra Inggris Untag Surabaya Melaksanakan KKN Internasional

8 Januari 2024   15:15 Diperbarui: 8 Januari 2024   15:39 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa sastra inggris Untag Surabaya melaksanakan pengabdian KKN Internasional yang berkolaborasi dengan International Organisation for Migration (IOM). Nama-nama yang melaksanakan pengabdian ini, antara lain: Elok Dita Suri, Gayatri Yuridani Firdaus, dan Khoirotun Dwi Pramugita, beserta Ibu Dona Rahayu Sugiharti, S.S., M.Hum sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Dalam pelaksanaan KKN Internasional, para mahasiswa sastra inggris melaksanakan pelatihan “Indonesian Language Teaching and Interpreting”.

Pengabdian KKN Internasional dilaksanakan di Puspa Agro, Sidoarjo. Alasan pihak kampus mengirimkan mahasiswa melaksanakan kegiatan ini adalah agar mereka dapat menyalurkan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh selama di kampus kepada para pengungsi. Selain itu, kegiatan ini bertujuan supaya para pengungsi dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia serta mendapat skill tambahan, yaitu menerjemahkan secara lisan (Interpreting).

Pengabdian KKN Internasional dilaksanakan sebanyak 10 kali pertemuan. Pelatihan hari pertama dilaksanakan pada tanggal 28 November 2023. Selama masa pelatihan, para pengungsi dibekali materi dasar bahasa Indonesia, seperti cara memperkenalkan diri, mendeskripsikan kata sifat, berhitung, serta mengenal kalimat baku dan tak baku. Lalu untuk pelatihan interpreting, ketiga mahasiswa memfokuskan pada dua jenis interpreting, yaitu simultaneous interpreting dan consecutive interpreting.

Kegiatan pengabdian ini berakhir pada tanggal 20 Desember 2023. Ketiga mahasiswa berharap kepada para pengungsi agar ilmu yang diberikan bisa berguna atau diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.

Para pengungsi merasa terbantu dengan adanya program KKN. Mereka mengatakan, “Saya ingin belajar berbicara bahasa indonesia dengan orang Indonesia, tetapi saya tidak mendapatkannya. Saya selalu berbicara dengan mencampurkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Terkadang membuat saya kebingungan akan bahasa Indonesia. Adanya kelas bahasa Indonesia membuat saya paham akan tentang Indonesia.” ujar salah satu pengungsi yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dalam wawancaranya Ibu Mia Rakhmalia berkata, “Kebetulan kelas bahasa Indonesia dan interpreting ini, sejalan dengan kegiatan-kegiatan kami. Kami juga sedang merancang kegiatan community interpreter untuk para pengungsi. Dengan adanya teman-teman mahasiswa sastra inggris yang berkegiatan dengan para pengungsi di sini, cukup membantu kami dalam  mendirikan program ini.” Ujarnya selaku perwakilan pihak IOM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun