Saya adalah seorang guru bahasa inggris yang bertugas di SMK Negri 1 Batang Hari. Tepatnya 10 tahun lalu Saya mulai menjadi seorang pendidik yang memegang peran penting dalam kemajuan Sumber Daya Manusia di negeri ini terutama di Batang Hari. Untuk mencetak SDM yang berkualitas tentunya guru sebagai steakholder harus memiliki kemampuan yang mempuni dan profesionalitas yang tinggi. Untuk menjadi sorang guru yang professional maka seorang guru harusmelakukan pengembangan diri. Salah satunya yaitu dengan menempuh pendidikan profesi terlebih dahulu. Didalam lingkungan sekolah saya mengenal istilah PPG (pendidikan Profesi Guru) dari teman-teman yang sudah mengikuti seleksinya.
PPG dikategorikan menjadi 2 macam yaitu PPG Dalam Jabatan Dan PPG Pra Jabatan. PPG Dalam Jabatan adalah pendidikan profesi guru yang diperuntukkan bagi guru-guru yang telah mengabdi dan telah masuk kedalam data base/ dapodik sekolah. Sedangkan PPG pra jabatan diperuntukkan bagi fresh graduate atau calon guru yang belum memiliki pengalaman mengajar atau guru yang belum masuk data base / dapodik sekolah.
Sebagai seorang guru honorer yang hanya bermodalkan SK kepala sekolah tidak banyak yang dapat saya lalukan. Syarat untuk mengikuti seleksi PPG adalah guru harus memiliki NUPTK, sedangkan untuk mendapatkan NUPTK harus memiliki SK kepala daerah atau SK yayasan. Beberapa kali seleksi saya lewati begitu saja karna syarat yang tidak cukup. Untuk menunjang profesionalitas seorang guru maka pada tahun 2020 kami guru-guru khususnya dibawah naungan PemprovJjambi mendapatkan SK yang berguna untuk mengurus NUPTK.Â
Akhirnya pada tahun 2021 NUPTK sudah saya miliki, inilah modal awal saya untuk mengikuti seleksi PPG. Pada Awal tahun 2022 saya mengikuti rangkaian seleksi PPG dari seleksi administrasi hingga pre-test. Dengan usaha dan doa yang maksismal akhirnya saya lulus pre-test PPG tahun 2022. Pada bulan oktober 2022 kami para guru yang lulus pre-test dengan masa kerja lebih dari 5 tahun mendapat panggilan untuk mengikuti PPG. Disinilah cerita ini dimulai.
Perjalanan memulai PPG sungguh melelahkan. Mulai dari rangkaian pengurusan surat-surat untuk melengkapi administrasi sebagai calon mahasiswa, dan meringkas materi mandiri dalam kurun waktu kurang lebih hanya satu minggu setelah mengisi format kesediaan menjadi peserta PPG. Awal November tepatnya tanggal 3 perkuliahan dimulai dengan mata kuliah pendalaman materi. Hari- hari saya lalui dengan tugas-tugas yang menanti silih berganti. Beruntungnya, saya memiliki sorang kepala sekolah yang sangat pengertian, beliau tidak terlalu membebani saya dengan tugas-tugas tambahan disekolah sehingga saya bisa focus mengerjakan tugas kuliah ini.
Pada mata kuliah pendalaman materi kami melalukan banyak hal mulai dari identifikasi masalah yang kami temui selama kami mengajar, mengekplorasi penyebab masalahnya, menganalisis akar penyebab masalah, hingga akhirnya kami memilih 2 masalah yang akan kami selesaikan. Setelah masalah dipilih kami mengekplorasi solusi yang cocok untuk mengatasi masalah yang telah dipilih dan menganalisis alternative solusi hingga pada akhirnya kami bisa menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi. Pada mata kuliah ini kami dibimbing oleh dosen-dosen dan guru pamong yang sangat luar biasa. Mereka semua menginginkan kami menjadi seorang guru yang benar-benar professional dengan tidak menyalahkan siswa sebagai penyebab kegagalan pembelajaran tetapi  juga merefleksi diri sendiri sebagai penyebab dari masalah itu muncul. Karena pada dasarnya penyebab dari rendahnya minat siswa belajar adalah dari cara mengajar guru yang konvensional.
Pada mata. kuliah kedua yaitu P3( Pengembangan Perangkat Pembelajaran). Pada mata kuliah ini kami diminta untuk merancang sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan masalah kami masing-masing yang telah teridentifikasi. Perangkat pembelajaran yang dibuat merupakan perangkat pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran abad 21, TPACK dan tentunya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Satu set perangkat pembelajaran terdiri dari 5 paoin penting yang harus kami siapkan yakni lesson plan, matei ajar, media ajar, lembar kerja peserta didik, Â dan instrument penilaian peserta didik. Pada pase ini saya banyak belajar menggunakan teknologi karna kami berusaha merancang materi dan media ajar semenarik mungkin. Saya yang terbiasa tidur agak cepat menjadi sedikit kewalahan karna tugas yang begitu banyak. Seringkali saya harus tidur diatas jam 12 malam. Tapi saya sadar ini adalah pengalaman menuju perubahan yang lebih baik.
Setelah menyelesaiakan due set perangkat pembelajaran kami diminta mendesign instrument evalusi terhadap pembelajaran. Instrument evaluasi itu sendiri terdiri dari instrument refleksi diri, observasi kepala sekolah, wawancara teman sejawat, survey peserta didik dan penilain artefak. Setelah instrument tersebut selesai kami bersiap-siap untuk mengikuti ujian komprehenship.
Ujian komprehenship merupakan ujian pengetahuan mahasiswa selama mengikuti rangkaian PPG. Saya mendapatkan jadwal pada hari ke-3. Perasaan saya saat itu sangat takut menghadapi ujian kompreheship itu. Saya berusaha mencari informasi sebanyak mungkin tentang apa saja kira-kira yang akan ditanyakan pada ujian itu. Semakin dekat hari ujuan saya semakin merasa was- was. Malam sebelum ujian saya sering terjaga karena pikiran yang terus tertuju pada ujian itu. Waktu terasa begitu lama. Dan akhirnya waktu itu tiba. Saya diuji oleh 2 dosen yang sangat hebat. Alhamdulillah dosen yang menguji saya sangat baik jadi perasaan was-was saya perlahan hilang dan mulai focus pada apa yang akan ditanyakan oleh dosen. Semua berjalan begitu cepat dan dapat dilalui dengan baik. Saya tinggal mempersiapkan diri untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya yaitu PPL disekolah.
Saat saya menulis cerita ini saya sedang berada pada fase PPL. Belum banyak yang dapat saya uraikan pada fase ini karena saya dan teman-teman baru akan memulainya. Pengalaman ini tidak akan terlupakan selamanya. Mengapa demikian? Karena saya dalam satu waktu harus melakoni beberapa profesi sekaligus sebagai seorang IRT yang tidak memiliki ART, sebagai guru yang dihadapkan pada ujian semester dan sebagai seorang mahasiswa yang memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas yang begitu banyak. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengatur waktu untuk itu semua. Tapi saya yakin bahwa ini bukan hanya dirasakan oleh saya tetapi juga teman-teman yang lain. Semoga kami semua bisa melalui pendidikan ini dengan lancer dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H