Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarakatuh
Salam Guru Penggerak!
Saya Khoiriyaningsih dari SMP Negeri 1 Godean Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10 Kabupaten Sleman akan menyimpulkan dan merefleksikan pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari pada Modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya dan menghubungkan dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya.
Kesimpulan mengenai "Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya" adalah bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran mampu menerapkan pendekatan dengan basis asset/kekuatan. Pemimpin pembelajaran akan mengembangkan sekolah sebagai komunitas berbasis asset. Pengembangan komunitas berbasis asset menekankan dan mendorong komunitas untuk memberdayakan asset yang dimiliki dan membengun keterkaitan dari asset agar menjadi lebih berguna. Pendekatan ini akan mendorong kemandirian komunitas untuk menyelesaikan tanganan dengan bermodal kekuatan dan potensi. Pemimpin pembelajaran akan mengoptimalkan asset dalam komunitas (modal manusia, modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/alam, dan modal finansial) untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan mendukung tercapainya visi sekolah.
Saya sebagai guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran akan mengelola sumber daya yang ada untuk diimplementasikan baik di dalam kelas, sekolah, maupun masyarakat sekitar sekolah.
Di dalam kelas
- Mengoptimalkan kemampuan dan kebutuhan belajar murid melalui desain pembelajaran yang sesuai kebutuhan belajar murid;
- Mengoptimalkan kompetensi dan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran untuk merancang pembelajaran yang berpihak pada murid dan memenuhi kebutuhan belajar individu murid;
- Melibatkan murid dalam mengambil kesepakatan kelas/keputusan;
- Memanfaatkan sarana dan prasana yang ada di dalam kelas (meja, kursi, LCD/proyektor, smart TV, papan tulis, dsb) dalam proses pembelajaran;
- Berkolaborasi dengan guru lain untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di kelas;
- Memanfaatkan kesepakatan kelas untuk menumbuhkan budaya positif kelas;
- Memanfaatkan kas kelas untuk memenuhi kebutuhan kelas.
Di lingkungan sekolah
- Berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mewujudkan Prakarsa perubahan;
- Melibatkan teman sejawat yang kompeten sebagai narasumber berbagi praktik baik;
- Mengoptimalkan ruangan dan sarana prasarana yang ada di sekolah untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran;
- Mengoptimalkan peran komunitas sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru;
- Menggunakan modal finansial yang ada untuk kebutuhan sekolah.
Masyarakat sekitar sekolah
- Menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat sekitar sekolah untuk mendukung program sekolah dalam mewujudkan visi sekolah;
- Menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan apparat pemerintah setempat untuk mendukung program sekolah;
- Memanfaatkan masjid di sekitar sekolah untuk melaksanakan sholat Jumat;
- Memanfaatkan aula dan sarana prasarana kalurahan untuk kegiatan sekolah;
- Budaya yang berkembang di lingkungan sekitar dijadikan sebagai modal untuk mengenalkan dan melestarikan budaya setempat;
- Menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan orang tua/wali murid untuk mendukung program sekolah, menjadi guru tamu, mengelola seragam, penyedia makanan kantin, dsb.
Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas
Pengelolaan sumber daya yang tepat dapat menciptakan sekolah sebagai sebuah komunitas yang sehat dan resilien, sehingga pembelajaran dapat berpihak pada murid dan murid menjadi lebih berkualitas. Melalui pengelolaan sumber daya yang tepat, guru dapat mengetahui potensi yang dimiliki oleh murid-muridnya dan memanfaatkan sumber daya yang akan untuk menunjang proses pembelajaran sesuai kebutuhan belajar murid. Pengelolaan sumber daya yang tepat akan mengoptimalkan proses pembelajaran, sehingga dapat mengembangkan potensi murid menjadi lebih berkualitas.
Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas dapat dicontohkan sebagai berikut:
- Modal Manusia: Guru sebagai pemimpin pembelajaran yang menjalankan nilai dan perannya sebagai pamong bagi murid akan mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengajar sesuai kebutuhan belajar murid, sehingga mampu mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan menciptakan murid yang berkarakter.
- Modal Sosial: Norma dan aturan yang jelas berdasarkan keyakinan dan kesepakatan yang mengikat seluruh warga sekolah diptimalkan pelaksanannya sehingga dapat menciptakan suasana sekolah yang aman dan nyaman.
- Modal Politik: Kebijakan yang dikeluarkan oleh kepala sekolah dapat mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi dan mengoptimalkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Selain itu, kerja sama sekolah dengan beberapa instansi terkait dapat mendukung pelaksanaan program sekolah untuk mencapai visi sekolah.
- Modal Agama dan Budaya: Budaya positif yang ada di sekolah dapat dioptimalkan penerapannya sehingga dapat membentuk murid yang cerdas dan berkarakter.
- Modal Fisik: Sarana dan prasarana sekolah yang dikelola dan dimanfaatkan secara optimal dapat menunjang proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
- Modal Lingkungan/Alam: Lingkungan dan kekayaan alam yang ada di sekolah dapat digunakan sebagai salah satu media, sumber, atau tempat belajar murid yang dapat mendukung proses pembelajaran.
- Modal Finansial: Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dioptimalkan untuk keperluan sekolah, dapat mendukung proses pembelajaran yang lebih berkualitas.