Menuai kebahagiaan dalam sebuah hubungan itu tak mudah dengan merangkai kata-kata, tak seperti mudahnya membalikkan telapak tangan. Harus sakit, karena setiap apa yang kita inginkan tidak akan selamanya seperti yang kita harapkan. Hujan yang kita harapkan bisa menyejukkandunia kadang menjadi musibah terhadap makhluknya. Ya..begitulah hidup, kadang harus menangis, kadang harus tertawa. Bermula dari perbincangan santai, kaupun hadir dengan membawa sejuta harapan, mencairkan hati ini yang sudah lama beku.
Sudah genap empat tahun aku mencoba bertahan mempercayaimu, selalu saja membuang pikiran buruk tentangmu. Hingga berapa kali kau tak menganggap hadirku dalam hidupmu, semua itu aku tak menghiraukan. Mungkin aku yang salah, belum bisa membuat kamu bahagia di sampingku. Tapi kenapa kau perlakukan aku seperti ini, seperti orang yang tak berarti apapun dalam hidupmu.
Aku tak percaya yang namanya cinta, kesetiaan, atu apalah yang selalu didengung-dengungkan oleh semua orang. sampai detik ini aku belum bisa merasakan semua itu, meski jujur aku dilahirkan karena cinta dan kasih sayang orang tuaku. Aku sudah banyak tersakiti, sering kali terkhianati, atau bahkan tak sedikitpun terbesit untuk percaya semua itu. Perempuan bagiku adalah noda yang selalu membuat oretan kekelaman hidup.
“kenapa kau tak percaya ketulusanku” itu yang selalu kau katakan di setiap waktu. Bersama tarian pelangi, kau dendangkan bait-bait kesetiaan dan kasih sayang. Bukannya kau sudah tahu, berapa kali aku menagis karena cinta? Berapa kali aku terjatuh karena di telikung oleh wanita? Saat ini kau malah berusaha untuk racuni pikiranku dengan bait-bait cintamu, di saat ku tak lagi percaya semua itu.
Ma`af Nona….aku merasa bersalah terhadapmu, ketika aku tak bisa percaya akan kata-katamu. Ma`af aku benar-benar tak butuh yang namanya cinta. Aku hanya butuh diriku sendiri yang dulu tak pernah tahu yang namanya sakit. Aku rindu masa kanak-kanaku bermain tanpa letih, aku merasa nyaman dengan masa itu. Masa yang selalu membuat hidupku terasa damai.
Kau selalu ada di setiap waktuku, setiap ku benar-benar butuh seseorang di sampingku. Kau selalu berikan solusi dalam setiap permasalahanku, kau hadirkan senyum di tangisku.
Ma`af Nona….aku tak bisa terima semuanya
Kau terlalu baik, tapi tidak untukku
Kau terlalu tulus, tapi ku tak menemukan pada dirimu
Kau pun tak pernah letih yakinkanku, tapi tidak ada sebait kata pun yang membuatku percaya semua itu. Hanya waktu yang mungkin bisa kita lalui bersama.
Ma`af ya Nona…
Kalaupun kau tak pernah ku gubris. Tapi ku percaya kau sosok wanita yang sangat berarti dalam hidupku. Kau kan temukan kesetiaan yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H