Pemberitaan sosok politisi yang akan maju pada Pilpres 2014 mendatang mulai bermunculan memenuhi media pemberitaan. Salah satunya adalah dua sosok yang menjadi lengkap diperbincangkan adalah Jusuf Kalla (JK) dan Abu Rizal Bakrie (Ical). Jusuf Kalla yang pernah menjabat Wakil Presiden RI ke-10 mendampingi Sosilo Bambang Yudhoyono, tidak hanya kuat sebagai sosok yang akan diusung Partai Golkar namun juga dilirik oleh Partai Demokrat Sulsel untuk dimajukan pada pilpres 2014 mendatang.
Sampai hari ini ical merupakan sosok yang diprediksi akan diusung oleh Partai Golkar, meskipun sosok ical sendiri akan dihadapkan pada sosok JK yang kini juga diisukan juga akan diusung menjadi calon Presiden pada Pilpres 2014 mendatang. Sementara sosok JK kalaupun tidak diusung dari partai Golkar namun kini dilirik oleh partai Demokrat Sulsel siap untuk mengusung JK sebagai capres pada pilpres mendatang. (REPUBLIKA. Rabu, 02 Mei 2012).
Inilah pertarungan yang tak pernah habis diperbincangkan. Justru yang paling harus diperhatikan antara Ical dan JK adalah siapa di antara mereka yang benar-benar mempunyai komitmen tinggi membawa negeri ini menjadi lebih baik. Di antara keduanya sama-sama mempunyai latar belakang sebagai sosok yang banyak melakukan gerakan-gerakan membangun negeri ini.
Dalam hal ini keduanya sama-sama pantas untuk maju pada pilpres mendatang, namun pertanyaan yang perlu dilontarkan adalah bisakah antara JK dan Ical sama-sama menyatukan visi untuk bergandeng tangan bersama maju sebagai Capres dan Cawapres? Bisakah ini terwujudkan? Jawabannya ada di JK dan Ical sebagai orang yang masih kuat dalam internal Partai Golkar. Karena mereka berdua merupakan kader terbaik Partai Golkar.
Atau jangan-jangan antara JK dan Ical sama-sama ingin menjadi No. 1 di negeri ini, hingga mereka tak mau untuk bersama pada Pilpres 2014, padahal membangun negeri ini untuk lebih baik bukan pada tumpuhan sebagai Presiden semata. Namun kebersamaan dan saling mendukung itu penting. Keambisian mereka kami melihat dari dinamika yang dimainkan, entah sampai kapan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H