Mohon tunggu...
Khoiril Anwar
Khoiril Anwar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku tidak akan pernah mengeluh ketika semuanya di luar dugaanku. visit my blog, www.khoirila.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gus; Ceritamu Mengharukan

30 April 2012   10:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:55 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seluit kisah teman mungkin pantas aku pentaskan dalam episode ini, tanpa maksud membeberkan namun hanya untuk menerjemahkan arti sebuah kehidupan yang penuh warna. terkadang kita banyak mendapat pemahaman dari sebuah pengalaman, mungkin begitulah yang aku alami saat ini.

abdul mannan rifa`ie, begitu nama lengkapnya, gus sapaan akrabnya. entah dari mana nama panggilan itu diambil, kalau aku lihat dari potongan namanya saja tidak ada yang menunjukkan nama panggilan gus untuk dirinya (red: abdul manna rifa`ie). namun seluruh teman-temanya asyik dan terbiasa dengan panggilan seperti itu. beliaupun tidak merasa risih dengan panggilan dirinya dengan sebutan gus. dan herannya lagi, kalau ditanya kenapa dipanggil gus, eh beliau malah bingung juga. apalagi orang lain?

gus adalah sosok kelahiran Kepulauan Giligenting di pulau Madura - Sumenep, Jawa Timur. menamatkan pendidikan S1-nya di ciputat Jakarta. setelah selesai kuliah di Jakarta dia kembali ke kampung kalahirannya dan memulai karirnya di Sumenep. awal berkarier dia ketemu dengan teman sebayanya yang juga anak sumenep yakni Fauzan, dari sahabat inilah dia

mulai menata karir di Sumenep. sebagai Direktur salah satu Radio Swasta di Sumenep adalah awal karirnya.

sampai pada akhirnya akupun dipertemukan dengan gus, dan akupun bergabung dengan beliau sebagai karyawan di Radio yang dibawahinya. dari pertemuan inilah aku mulai hidup dengan gus. dan dari sini pula kutemukan kisah tentang dirinya.

gus adalah anak-anak satu-satunya dari sebuah lembaga pesantren yang ada di kepulauan Giligenting. sebagai anak lelaki gus tentulah harapan keluarga sebagai penerus cita-cita bapaknya untuk melanjutkan pesantrennya. sampai pada akhirnya bapaknya meninggal dunia, gus sudah pastilah mau tidak mau dia harus kembali ke kampung kelahirannya untuk melanjutkan pesantrennya. namun gus menjadi sosok yang di luar dugaanku, gus malah lebih memilih berkarir di luar pesantren, meskipun ibunya selalu mengharap gus menjadi pengganti ayahnya.

"nak. kuliahmu sudah selesai, sekarang tinggal kau lanjutkan perjuangan ayahmu, pesantren ini adalah titipan ayahmu" kata ibunda gus

dia hanya tersenyum, dan meyakinkan ibunya kalau kelak dia pasti akan menuruti kemauan dan harapan ibunya. tapi bukan untuk saat ini.

CINTA DAN CITA-CITA

tiada lain di hati gus selain membahagiakan ibunya, meski saat ini dia belum bisa menuruti kemauan dan harapan ibunya. namuan dia mempunyai alasan sendiri mengapa bukan saat ini dia meneruskan perjuangan almarhum ayahnya melajutkan pesantren. dia hanya ingin berkarir dulu untuk mencapai kebahagiaan hidupnya. cita-cita untuk menjadi orang yang bisa dibanggakan adalah tujuan hidupnya, dan pada akhirnya menemukan pasangan hidup yang selama ini gus impikan. yakni mendapat pendamping hidup yang menjadi kriterianya, yang sayang pada dirinya dan keluarganya. kenapa ini harus gus lakukan?

ternyata mulai terungkap, dulu waktu gus masih kuliah di Jakarta. dia pernah patah hati dikecewakan oleh seorang perempuan. hingga ia pun berjanji tidak menikah selain dengan perempuan yang sepadan dengan wanita dulu pernah hinggap di hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun