Jadilah orang yang berfikiran terbuka dengan fokus melihat kualitas bukan pada packaging semata.(SKY)
Jauh sebelum terjadinya wabah covid-19, pekerjaan part time (paruh waktu) atau yang kini lebih ngetrend disebut freelance (tenaga lepas) hanya dipandang sebelah mata oleh kebanyakan kalangan masyarakat.
Ada yang menganggap tidak lebih dari seorang "pengangguran" karena tidak punya pekerjaan yang jelas, penghasilan yang tidak menentu, metode kerja yang tidak sistemik, dan lain sebagainya.
Sehingga bekerja freelance hanya dijadikan sekedar pekerjaan sampingan atau sebagai tambahan penghasilan saja.
Freelancer banyak berasal dari kalangan MillenialÂ
Di jaman sekarang memang mencari pekerjaan itu sulit bagi sebagian orang, namun bagi sebagian orang lainnya mencari pekerjaan bukan karena tidak mendapat pekerjaan, melainkan sebuah pilihan yang sengaja dipilih seorang freelancer, sebagai suatu profesi yang serius untuk ditekuni.
Visi menjadi freelancer bukan sekedar side job, melainkan menjadi pekerjaan utama yang diimbangi dengan terus meningkatkan kualitas dirinya melalui portofolio project yang pernah dikerjakan.
Pada dasarnya generasi milenial biasanya ingin merasakan pengalaman kerja yang berbeda karena tipikalnya yang sangat menyukai tantangan, ingin mencoba segala hal baru, ide yang out of the box, tidak ingin terikat aturan kepegawaian serta menyukai style bekerja yang fleksibel.
Hal itulah yang akhirnya mendorong generasi millenial mencari pekerjaan yang bisa mengakomodasi keinginannya tersebut.
Perusahaan yang memiliki low budget yang financial cash flow-nya masih berada di taraf yang masih belum stabil, perusahaan tentu belum berani untuk ambil resiko me-rekrut pekerja dalam jangka panjang. Sehingga menggunakan pekerja freelance menjadi sangat related untuk diterapkan saat ini.
Begitu pula bagi seorang freelancer, hal ini tentu menjadi peluang yang menjanjikan karena tersedia tawaran pekerjaan yang makin banyak pilihan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!