Seorang Pemimpin adalah yang mampu menyentuh orang lain sebelum meminta mereka melakukan sesuatu. (John Maxwell)
Loyalitas kerja merupakan bentuk pengabdian seorang karyawan di suatu perusahaan. Segala perhatiannya selalu tercurahkan untuk memberi ide maupun gagasan. Bahkan dirinya sikap siaga untuk membela dari gangguan pihak luar manapun yang mau mencemarkan nama baik tempatnya bekerja.
Upaya perusahaan agar karyawan tetap bertahan dan punya sikap yang loyal tidak harus selalu diiming-imingi dengan uang. Memang, tidak dipungkiri hal itu yang menjadi faktor sentral yang dijadikan "magnet" bagi suatu perusahaan.
Namun perlu disadari, bahwasanya dedikasi dengan loyalitas merupakan sesuatu hal yang berbeda. Karyawan yang loyalis belum tentu punya dedikasi, tetapi karyawan yang berdedikasi dapat dipastikan memiliki loyalitas.
Position of view-nya :
Loyalitas, menitikberatkan kepada kesetiaan yang berbanding lurus dengan pemberian reward yang didapatkan karyawan. Dedikasi, tujuannya lebih tinggi karena menyangkut pengorbanan yang memiliki nilai dari sebuah ketulusan.
Ciri karyawan yang loyal, akan mempunyai sikap yang disiplin, punya inisiatif, tertarik untuk terus berkontribusi, kinerja yang memuaskan, dan punya rasa tanggung jawab terhadap goals perusahaan.
Sedangkan ciri karyawan yang punya dedikasi, secara sukarela mau mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya lebih besar tanpa memikirkan keuntungan materi yang akan didapat. Dedikasi mengandung kecintaan yang dirasakan pada diri seseorang terhadap profesi, yang seakan-akan sudah menyatu dalam jiwanya.
 Bekerja bagi orang yang punya dedikasi tinggi seperti sebuah pertaruhan harga dirinya.
Marak ditemui perusahaan hanya fokus bagaimana mendapatkan loyalitas karyawannya dengan penawaran berbagai benefit tanpa diimbangi dengan me-manage hubungan intern melalui keterikatan secara emosional.
Jika suatu perusahaan lebih banyak dipenuhi oleh sumber daya manusia, maka seorang pemimpin harus punya kepekaan dalam berinteraksi dengan team worknya. Sebab yang dipekerjakan itu bukan sebuah mesin, yang diinstall sofware kemudian implementasinya dengan cukup mengoperasikan via remote dan dasboard.
Selain punya kecerdasan intelektual bisnis, seorang leader dituntut juga punya kecerdasaan secara emosional, yakni punya rasa sensitifitas untuk mengetahui mood masing-masing dari setiap individu, punya rasa empati, mampu memberikan motivasi serta inspirasi.