Gondanglegi, Malang -- Pondok Modern Al-Rifa'ie Satu menerapkan pendekatan
pendidikan multikultural yang memberikan dampak positif bagi para santri. Dengan tema
besar "Santri Hebat, Indonesia Kuat," berbagai kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memperkuat semangat kebangsaan dan mempererat ukhuwah islamiah.
Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap keberagaman dengan mengadakan sesi khusus
untuk membahas nilai-nilai toleransi dan empati, serta melibatkan siswa dalam kegiatan
kolaboratif lintas budaya. Dalam setiap mediasi dan sesi penguatan, bahasa yang digunakan
oleh guru sangat inklusif dan bebas dari stereotip atau diskriminasi. Guru menggunakan
pendekatan mediasi, melibatkan kedua pihak untuk saling memahami, dan memberikan ruang
dialog terbuka untuk menyelesaikan konflik secara damai. Guru juga memberikan
kesempatan yang setara kepada semua siswa, termasuk mereka yang berasal dari kelompok
minoritas, baik dalam diskusi kelas maupun kegiatan kelompok.
Kegiatan sehari-hari di Pondok Modern Al-Rifa'ie dirancang untuk mendukung pembelajaran
agama dan ilmu pengetahuan secara seimbang. Rutinitas dimulai dengan shalat Subuh
berjamaah, dilanjutkan dengan kajian kitab kuning. Setelah sarapan, para santri mengikuti
kelas formal yang mencakup pelajaran agama dan umum seperti matematika, bahasa Inggris,
dan sains. Di sore hari, santri mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti seni, olahraga, dan
diskusi kelompok. Malam hari diisi dengan pengajian dan hafalan Al-Qur'an, yang kemudian
ditutup dengan shalat Isya berjamaah.
Pembelajaran di ruang kelas di Pondok Modern Al-Rifa'ie Satu juga berbasis multikultural. Dalam
setiap mata pelajaran, guru berusaha mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman untuk
membangun sikap saling menghormati di kalangan siswa. Misalnya, dalam pelajaran sejarah,
santri diajak untuk memahami kontribusi berbagai suku dan agama dalam perjuangan bangsa.
Pada pelajaran bahasa, siswa diberi kesempatan untuk mengenal kosa kata dan ekspresi
budaya dari berbagai daerah. Diskusi kelompok seringkali melibatkan siswa dari latar
belakang yang berbeda untuk mendorong mereka saling berbagi pengalaman dan wawasan.
Kegiatan pembelajaran juga mencakup berbagai perlombaan seperti pidato tiga bahasa (Arab,
Inggris, dan Indonesia), kaligrafi, hingga pawai budaya yang menggambarkan keberagaman
Indonesia. Penampilan marching band pondok sering kali menjadi sorotan utama, disambut
tepuk tangan meriah dari hadirin.
Isu-isu multikultural menjadi salah satu topik penting dalam materi pembelajaran, khususnya
yang berkaitan dengan nilai-nilai toleransi dan empati. Guru menyelenggarakan sesi khusus
untuk mengenalkan berbagai budaya dan agama yang ada di lingkungan pondok sebagai
bentuk penguatan nilai keberagaman. Interaksi siswa semakin harmonis setelah penyelesaian
konflik, dengan adanya kegiatan bersama yang mendukung kerja sama lintas budaya. Siswa
juga terlibat dalam berbagai kegiatan seperti kerja bakti dan diskusi kelompok yang
dirancang untuk memperkuat nilai keberagaman. Guru menerapkan cara penyelesaian konflik
yang adil melalui mediasi, konseling, dan pemberian pemahaman terhadap pentingnya
toleransi.
Para santri mengaku antusias mengikuti berbagai kegiatan multikultural ini. "Kami bangga
menjadi bagian dari pondok ini. Pendidikan di sini mengajarkan kami untuk saling
menghormati dan memahami perbedaan," ujar Rani, salah satu santri kelas akhir.
Ada sesi diskusi terbuka dan kegiatan yang memberikan ruang kepada siswa untuk berbicara
tentang pengalaman mereka terkait perbedaan budaya atau agama. Sistem penilaian di kelas
dirancang untuk menilai kompetensi siswa secara adil tanpa memandang latar belakang
mereka. Penghargaan dan pujian diberikan berdasarkan pencapaian individu maupun
kelompok dengan cara yang inklusif dan menghargai semua siswa.
Pendidikan multikultural di Pondok Modern Al-Rifa'ie bukan sekadar teori, tetapi
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para santri. Dengan pendekatan ini, pondok
berkomitmen untuk mencetak generasi hebat yang siap menghadapi tantangan global dengan
semangat kebersamaan dan toleransi.
Penutup: Pendidikan multikultural di Pondok Modern Al-Rifa'ie menjadi model
pembelajaran yang relevan dalam membangun karakter generasi muda Indonesia. Dengan
semangat kebersamaan, kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi generasi muda untuk
terus berkarya demi Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H