Mohon tunggu...
Khofifah
Khofifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Kunjungan ke Panti Sosial Anak Tunas Bangsa

16 November 2024   16:30 Diperbarui: 16 November 2024   23:32 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

          

          Pada suatu hari, saya dan teman-teman ingin melakukan kegiatan yang bertema merajut kasih antarsesama. Hal pertama yang terlintas di pikiran saya adalah panti asuhan balita. Karena kami sangat menyukai anak kecil. Tidak berpikir lama, teman-teman saya pun sangat setuju dengan ide ini, sehingga kami menyiapkan segala kebutuhan untuk acara tersebut.

            Sebelum memulai kegiatan, kami mengumpulkan para dermawan yang suka rela membantu kesuksesan kegiatan ini dengan memberikan berbagai kebutuhan untuk anak balita. Tak sedikit orang-orang itu menitipkan sebagian uang, barang, makanan dan minuman kepada kami. Setelah terkumpul semua, kami melakukan pencarian hingga akhirnya menemukan sebuah panti balita di daerah Jakarta Timur, Panti itu bernama Panti Sosial Asuhan Anak Tunas Bangsa. Kami pun mengunjungi panti tersebut untuk melakukan survei dan meminta izin kepada pengurus panti.

            Di balik tembok putih bersih, tersembunyi anak-anak yang penuh dengan tawa riang. Di usia mereka yang masih balita mengharuskan tinggal di panti, yang mana tempat ini merupakan rumah bagi puluhan balita yang kehilangan kasih sayang keluarga. Namun, di tempat ini mereka memiliki keluarga baru dan tumbuhkembang bersama dengan penuh cinta dan perhatian.

            Setiap pagi, panti asuhan ini dipenuhi dengan suasana yang ceria. Anak-anak mulai melakukan aktivitasnya dengan belajar, bernyanyi, senam, bermain, dan makan bersama. Di sisi lain, kedekatan mereka pun terjalin penuh kehangatan dan kegembiraan. Lantaran para pengasuh merawatnya dengan setulus hati.

            Hari yang ditunggu tiba, kami pergi menuju panti dengan menggunakan bus kecil berwarna kuning. Saat itu, mentari tampak lebih bersinar dari hari biasanya, hangat dan menyengat hingga mata ini tak mampu melihat ke arah jalanan beraspal. Sepanjang perjalanan kami pun asik mendengarkan lagu-lagu ceria, mengabadikan momen, dan tidak sabar untuk bermain bersama dengan anak-anak kecil.

            Setelah tiba di panti, kami pun disambut baik oleh pengurus panti. Mereka mempersilakan kami untuk menunggu di ruangan aula. Sebagian dari kami menurunkan keperluan acara, seperti barang, makanan, dan minuman. Tak lupa kami pun mendekor ruangan aula dengan segala pernak-pernik yang unik. Kami menyiapkan balon karakter hewan, barang berupa alat tulis sekolah, serta makanan dan minuman yang nanti akan dibagikan oleh anak-anak kecil.

            Sekitar satu jam, kami menunggu anak-anak itu datang ke ruangan aula. Akhirnya mereka pun datang dengan wajah yang gembira dan penuh semangat. Kami pun menyambut mereka dengan penuh kehangatan. Tak lama, kami pun langsung memulai acara dengan berdoa dan memberikan sambutan.

            Sambutan pertama diberikan oleh Kepala Pengasuh Panti dengan mengatakan bahwa anak-anak ini adalah titipan yang harus dijaga hingga mereka tumbuh dewasa. "Anak-anak ini adalah anugerah terbesar bagi kami. Melihat mereka tumbuh sehat dan bahagia adalah kebahagiaan tersendiri," ujar Bu Magdalena.

            Namun, di balik senyum ceria anak-anak, tersimpan kisah pilu tentang masa lalu mereka. Sebagian besar anak-anak di panti asuhan berasal dari keluarga yang kurang mampu atau mengalami masalah sosial, seperti ditinggalkan oleh orang tua atau menjadi korban kekerasan.

            Meskipun mereka memiliki masa lalu yang kurang baik, para pengurus panti asuhan tidak pernah menyerah. Mereka terus berupaya memberikan yang terbaik bagi anak-anak asuhan. Selain menyediakan kebutuhan dasar, mereka juga memberikan pendidikan yang berkualitas agar anak-anak memiliki masa depan yang cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun