Penilaian hasil belajar sebagai langkah umpan balik terhadap proses pembelajaran menjadi tahapan akhir di dalam proses belajar mengajar. Sehingga bagi peserta didik, penilaian hasil belajar akan menjadi cermin terhadap standar ketuntasan belajarnya. Berbagai langkah dan cara ditempuh untuk mendapatkan hasil pembelajaran baik berupa penilaian yang berbentuk tes maupun non tes termasuk didalamnya bentuk -- bentuk penugasan baik tugas terstruktur maupun non terstruktur.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang belakangan ini penilaian hasil belajar siswa di akhir jenjang pendidikannya tidak hanya dipengaruhi oleh standar ketuntasan minimal Ujian Nasional namun juga oleh nilai Ujian Sekolah yang diselenggarakan oleh masing --masing satuan pendidikan, menuntut para pendidik tidak hanya mewujudkan peserta didiknya cakap dalam menyelesaikan seluruh materi penilaian hasil belajar baik Ujian Nasional maupun Ujian Sekolah namun juga ada hal yang berkaitan dengan sikap peserta didik dalam menghadapi mata pelajaran tersebut.
Kejenuhan demi kejenuhan dalam menghadapi berbagai jenis soal baik soal uraian, pilihan ganda, soal sederhana ataupun soal cerita dengan berbagai variasi yang disajikan satuan pendidikan yaitu berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, remidiasi, ulangan akhir atau jenis -- jenis penugasan yang dikemas sebagai upaya kesiapan sekolah menghadapi Ujian Nasional menjadikan tujuan suatu mata pelajaran hanya semata -- mata disajikan untuk menghadapi Ujian, Ujian Nasional maupun jenis -- jenis lain yang berkaitan dengan penilaian hasil belajar bahkan bisa berdampak pada perlakuan yang bias atau kabur terhadap dua kelompok siswa yang harusnya mendapatkan penilaian dengan perlakuan perbaikan dan kelompok siswa lain yang mestinya mendapatkan penilaian dengan perlakuan pengayaan.
Bagaimanapun upaya satuan pendidikan dan para pendidiknya sendiri sudah banyak ditempuh guna meningkatkan hasil belajar peserta didik di jenjangnya, baik mengadopsi berbagai jenis soal dari satuan pendidikan lain atau dari berbagai media yang mungkin bisa diakses.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah upaya mengelola perlakuan terhadap hasil pembelajaran secara optimal dan berkesinambungan terhadap hasil belajar peserta didik dari dua kelompok peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal, nilai standar tuntas maupun nilai optimal dengan dua jenis perlakuan yaitu perbaikan dan pengayaan.
Hal -- hal standar yang sering dilakukan pendidik adalah dengan penugasan beruntun bagi peserta didiknya dengan perlakuan perbaikan dan pengayaan bahkan penugasannya dengan mengerjakan soal yang sama atau sedikit setipe untuk perbaikan dan penugasan non terstruktur untuk pengayaan.
Diskusi kelompok dimana setiap kelompoknya melibatkan kedua kelompok perbaikan dan pengayaan menjadi salah satu alternatif pembelajaran sehingga masing-- masing peseta didik dalam kelompoknya akan saling membutuhkan dan mendapatkan perhatian yang adil. Pembelajaran dengan tutor sebaya menjadi tahapan yang ditempuh dalam diskusi, di mana peserta didik yang mendapatkan hasil optimal sebagai kelompok pengayaan akan membimbing peserta didik dalam kelompok perbaikan dalam mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dalam kelompok diskusinya.
Jika antar kelompok diskusi memiliki beban diskusi yang  berlainan, dapat pula dilakukan diskusi panel dengan memberi kesempatan masing -- masing kelompok untuk mempresentasikan setiap hasil diskusinya. Hal mana dampak positifnya akan dapat langsung dirasakan baik oleh kelompok peserta didik perbaikan maupun pengayaan di kelompok lainnya.
Demikian seterusnya, sehingga diskusi kelompok pada tindak lanjut perbaikan dan pengayaan hasil belajar matematika bagi setiap peserta didik masing -- masing akan merasa mendapatkan perlakuan yang seimbang dalam proses pembelajaran, semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H