Mohon tunggu...
Khoerunnisa Alya
Khoerunnisa Alya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati

Mencari Ridho Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ismail Raji al-Faruqi: Tinjauan Mendalam Tentang Tokoh Historiografi Islam

15 Juni 2023   20:55 Diperbarui: 15 Juni 2023   22:54 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ismail Raji al-Faruqi adalah seorang sarjana Islam yang terkenal karena kontribusinya dalam bidang historiografi Islam. Lahir pada tahun 1921 di Jaffa, Palestina, al-Faruqi menjadi seorang intelektual yang terpelajar dan dihormati di dunia Muslim.

Pendidikan awal Al-Faruqi berlangsung di Palestina, di mana ia mempelajari mata pelajaran Islam dan sekuler. Pada tahun 1942, ia bermigrasi ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Ia memperoleh gelar Sarjana dalam bidang filsafat dari American University of Beirut di Lebanon dan kemudian memperoleh gelar Master dalam Studi Arab dan Islam dari Universitas Indiana. Dia melanjutkan studinya di Universitas Harvard, di mana dia menyelesaikan gelar Ph.D. filsafat pada tahun 1958.

Sepanjang karirnya, al-Faruqi memegang berbagai posisi akademik, termasuk mengajar di beberapa institusi bergengsi seperti McGill University, University of Chicago, dan Temple University di Philadelphia. Dia memainkan peran penting dalam mendirikan program Studi Islam di Temple University dan menjabat sebagai direktur pendiri Institut Studi Islam di sana.

Salah satu aspek terpenting dari karya al-Faruqi adalah penekanannya pada promosi pemikiran dan pemahaman Islam melalui dialog antaragama. Dia percaya dalam menumbuhkan rasa saling menghormati, pengertian, dan kerja sama antara Muslim dan orang-orang dari agama lain. Al-Faruqi aktif terlibat dalam dialog antaragama dan menerbitkan banyak karya tentang perbandingan agama dan teologi, yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara tradisi agama yang berbeda.

Selain kontribusinya pada dialog antaragama, al-Faruqi adalah seorang penulis dan cendekiawan yang produktif di bidang historiografi Islam. Dia menganjurkan pendekatan kritis dan ilmiah untuk studi sejarah Islam, menyoroti pentingnya analisis kontekstual dan metode interdisipliner. Karya-karya Al-Faruqi berfokus pada interpretasi sumber-sumber sejarah, memahami konteks sosial dan politik di mana mereka diproduksi, dan mengenali beragam perspektif dalam sejarah Islam.

Dedikasi Al-Faruqi pada keilmuan Islam dan dialog antaragama membuatnya menjadi sosok yang disegani baik di kalangan akademisi maupun keagamaan. Dia bepergian secara ekstensif, memberikan ceramah dan berpartisipasi dalam konferensi di seluruh dunia, mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang Islam dan kontribusinya terhadap peradaban manusia.

Salah satu kontribusi penting al-Faruqi terletak pada metodologi sejarah Islam. Ia berpendapat bahwa sejarah Islam harus didekati dengan pendekatan yang kritis dan ilmiah, menghindari bias dan pendekatan dogmatis. Menurutnya, historiografi Islam harus mempertimbangkan sumber-sumber primer dan sekunder, menganalisis konteks sosial dan politik, serta memahami perubahan sejarah dengan pemahaman yang mendalam. Dengan demikian, al-Faruqi mendorong para sarjana Islam untuk memiliki pendekatan yang lebih objektif dalam menulis sejarah Islam.

Salah satu sumbangsih penting al-Faruqi dalam bidang historiografi Islam adalah pemikirannya tentang interpretasi kritis terhadap sumber-sumber sejarah Islam. Ia menekankan pentingnya memahami konteks historis di mana sumber-sumber tersebut ditulis, serta mengenali bias dan interpretasi yang mungkin ada di dalamnya. Al-Faruqi juga menggarisbawahi perlunya beragam perspektif dalam menginterpretasikan sejarah Islam, termasuk perspektif gender, sosial, dan politik.

Selain itu, al-Faruqi memberikan kontribusi signifikan dalam memahami sejarah intelektual Islam. Ia menyoroti peran dan kontribusi para pemikir Muslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat, dan seni. Al-Faruqi percaya bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dalam tradisi Islam berakar pada warisan keilmuan Islam dan kerjasama antara intelektual Muslim dan non-Muslim.

Selama hidupnya, al-Faruqi juga aktif dalam dialog antaragama. Ia berusaha membangun pemahaman dan kerjasama antara Islam dan agama-agama lainnya melalui dialog yang saling menghormati. Dalam konteks sejarah, ia memperjuangkan pengakuan dan pemahaman yang lebih baik terhadap peran Islam dalam peradaban dunia.

Meskipun al-Faruqi meninggal pada tahun 1986, warisannya sebagai seorang sarjana dan tokoh historiografi Islam tetap relevan hingga saat ini. Karya-karyanya yang berfokus pada metodologi sejarah, interpretasi kritis, dan pemahaman sejarah intelektual Islam terus dihargai dan dipelajari oleh para sarjana Islam dan non-Muslim. Pemikiran al-Faruqi telah memengaruhi cara kita melihat dan memahami sejarah Islam secara lebih holistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun