Di Taman Hertantun, Siti Rokhana yang adik raja Turki Sultan Abdul Aziz itu, tampak sedang gelisah. Duduk tidak jenak. Berdiri juga bagai kena duri.
Terkadang malah terlihat bengong. Melamun. Terdiam. Tersenyum. Bah. Maaf seperti orang gila!
E e…
Usut punya usut Tuan Putri Siti Rokhana ternyata sedang sakit. Sakit karena hatinya jatuh. Jatuh bukan kemana. Jatuh ke hati… Sadi Bei!..
“Biyung Emban!...”, Siti Rokhana manja memanggil ibu-ibu emban (asisten)-nya.
“Iya, Tuan Putri… Ada perintah, Tuan Putri?..”, jawab Sani, salah satuyang tertua dari mereka.
“Tolong dong… Panggilkan pengawal pribadiku… Kang Mas Sadi Bei…”.
Kang Mas? Pikir emban Sani. Tapi sejenak ia yang memang telah banyak makan asam garam soal perasaan cinta tanggap akan keadaan Tuan Putrinya itu. Hehe…
“Si siap, Tuan Putri..”.
Begitu Sadi Bei menghadap, para emban segera bubar tahu diri.
“Begini, Kang Mas Sadi Bei, eh! Maaf, Sadi Bei. Kamu kan pengawal pribadiku yang baru. Boleh kan kalau aku lebih mengenalmu?”.