OLEH: Khoeri Abdul Muid
Indonesia saat ini tengah menjalani transformasi signifikan dalam sistem pendidikan, termasuk dalam hal pengawasan dan pendampingan sekolah. Langkah ini berakar dari kebutuhan untuk mendukung sekolah secara lebih holistik. Pendekatan ini sejalan dengan praktik yang telah diterapkan di negara maju.
Konteks Transisi: Dari Pengawas ke Pendamping Sekolah
- Peran Tradisional Pengawas Sekolah
- Pengawas sekolah di Indonesia sebelumnya memiliki peran administratif yang lebih dominan, seperti memastikan kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah, memantau kinerja guru, dan mengawasi kelengkapan dokumen sekolah.
- Fokus utamanya sering kali pada evaluasi dan pengendalian, yang terkadang kurang mendukung kebutuhan peningkatan kapasitas sekolah secara menyeluruh.
- Pendamping Sekolah: Fokus pada Dukungan dan Kolaborasi
- Pendamping sekolah lebih berorientasi pada coaching dan mentoring untuk mendukung kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan pendidikan yang lebih kontekstual. Selain mendampingi guru, pendamping sekolah juga berperan penting dalam memberikan dukungan kepada kepala sekolah. Oleh karena itu, idealnya seorang pendamping sekolah adalah guru yang telah berpengalaman menjadi kepala sekolah, sehingga dapat memahami tantangan manajerial dan operasional dengan lebih baik.
- Pendekatan ini mencerminkan praktik di negara maju, seperti di Finlandia atau Amerika Serikat, di mana pendamping lebih terlibat dalam proses peningkatan kualitas pembelajaran melalui pelatihan, bimbingan teknis, dan penyelesaian masalah.
Keterkaitan dengan Praktik di Negara Maju
- Fokus pada Pendidikan Inklusif
- Seperti pendamping di Amerika Serikat dan Inggris, pendamping sekolah di Indonesia diharapkan mendukung sekolah dalam menciptakan lingkungan inklusif. Mereka membantu guru mengidentifikasi kebutuhan siswa dan memberikan strategi yang relevan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
- Pelatihan Berkelanjutan
- Negara maju mengutamakan pelatihan khusus bagi pendamping untuk memahami kebutuhan spesifik siswa dan sekolah. Di Indonesia, transisi ini juga mendorong pelatihan ulang (retraining) bagi pengawas sekolah untuk menjalankan peran baru sebagai pendamping. Pengalaman sebagai kepala sekolah dapat menjadi kualifikasi ideal bagi pendamping sekolah untuk lebih efektif dalam mendukung kepala sekolah dan guru.
- Kolaborasi dengan Sekolah
- Di negara maju seperti Finlandia, pendamping bekerja sama dengan kepala sekolah dan guru untuk menyusun rencana pengembangan sekolah. Model ini relevan dengan tugas pendamping sekolah di Indonesia, yang bertujuan mendorong sekolah menjadi lebih mandiri dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
- Pendekatan Proaktif, Bukan Reaktif
- Di Indonesia, pergeseran ini mengubah pendekatan dari "pengawasan berbasis evaluasi" menjadi "pendampingan berbasis pengembangan." Ini meniru praktik di negara-negara seperti Australia, di mana pendamping lebih terlibat dalam mendukung inovasi dan eksperimen pembelajaran daripada hanya memeriksa kesalahan.
Tantangan dan Peluang dalam Transisi di Indonesia
- Tantangan
- Perubahan Paradigma: Banyak pengawas sekolah yang perlu menyesuaikan diri dengan pendekatan pendampingan yang lebih kolaboratif dan fleksibel.
- Kekurangan Pelatihan: Dibutuhkan pelatihan intensif untuk memastikan pendamping memiliki keterampilan teknis dan pedagogis yang relevan.
- Beban Kerja: Pendamping sering kali harus menangani banyak sekolah, sehingga waktu untuk fokus pada setiap sekolah menjadi terbatas.
- Peluang
- Peningkatan Kualitas Pendidikan: Dengan pendekatan berbasis pengembangan, pendamping dapat membantu sekolah lebih fokus pada peningkatan mutu pembelajaran.
- Inspirasi dari Negara Maju: Praktik dari negara maju dapat menjadi referensi untuk meningkatkan peran pendamping sekolah di Indonesia.
- Penguatan Peran Guru: Pendamping dapat membantu guru meningkatkan kompetensi profesional mereka, seperti dalam penggunaan teknologi atau strategi pembelajaran inovatif.
Kesimpulan
Transformasi dari pengawas ke pendamping sekolah di Indonesia adalah langkah positif yang berorientasi pada pengembangan kualitas pendidikan. Dengan mengadopsi praktik terbaik dari negara maju, pendamping sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih personal dan strategis, sehingga sekolah mampu menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H