OLEH: Khoeri Abdul Muid
"Ora tresna marang sapadha-padha, padha wae ora tresna marang Kang Maha Kuwasa. Sebab karo kang katon wae ora bisa nresnani, apa maneh karo kang ora katon."
(Tidak cinta kepada sesama, sama juga tidak cinta kepada Yang Maha Kuasa. Sebab terhadap yang kelihatan saja tidak bisa mencintai, apalagi terhadap yang tidak kelihatan.)
1. Perspektif Agama Islam
Dalam Islam, cinta kepada sesama manusia adalah manifestasi nyata dari cinta kepada Allah. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW:
"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari dan Muslim).
Cinta kepada sesama adalah wujud nyata dari akhlak Islam. Ketika seseorang mencintai sesama, ia turut menebar rahmat yang diajarkan oleh Allah, yang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Maka, mengabaikan cinta kepada sesama berarti mengabaikan perintah Allah untuk membangun ukhuwah dan harmoni di bumi.
2. Perspektif Filsafat
Dalam pandangan filsafat, terutama etika cinta ala Sren Kierkegaard, cinta kepada sesama disebut sebagai "cinta agape" yang bersifat universal dan tanpa syarat. Cinta ini tidak hanya merujuk pada rasa kasih pribadi tetapi juga tanggung jawab moral untuk menghormati dan memperhatikan keberadaan orang lain. Menurut Kierkegaard, manusia yang tidak mampu mencintai sesama kehilangan kemampuannya untuk mencapai hubungan yang sejati dengan Tuhan, karena cinta kepada Tuhan selalu diwujudkan dalam hubungan dengan dunia nyata.
3. Perspektif Teori Psikologi Sosial
Dalam teori psikologi sosial, konsep empati menjadi relevan. Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain. Jika seseorang tidak dapat mencintai yang terlihat (sesama manusia), hal itu menunjukkan kurangnya empati, yang menjadi penghalang utama dalam membangun hubungan dengan Tuhan. Menurut Carl Rogers, hubungan sejati dengan orang lain mencerminkan integritas pribadi seseorang dan bagaimana ia memahami esensi hidupnya.
Kesimpulan
Cinta kepada sesama bukan sekadar hubungan horizontal antar-manusia, tetapi juga menjadi jalan untuk memperkuat hubungan vertikal dengan Allah. Orang yang tidak mampu mencintai sesama, pada hakikatnya, juga menutup dirinya dari cinta Ilahi. Oleh karena itu, mari menyemai cinta kepada sesama sebagai wujud nyata dari cinta kepada Yang Maha Kuasa, agar hidup penuh keberkahan dan harmoni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H