Untuk memastikan nilai "aja dumeh" tertanam dalam karakter siswa, pendekatan berbasis data dapat digunakan:
- Observasi Perilaku Siswa
Guru dapat mencatat perilaku siswa yang menunjukkan sikap sombong atau cenderung merendahkan teman lain karena kelebihan tertentu, seperti kepintaran, kekuatan fisik, atau status sosial. - Evaluasi Budaya Sekolah
Melakukan survei kepada siswa untuk memahami sejauh mana nilai-nilai seperti kerendahan hati, kerja sama, dan empati diterapkan dalam interaksi sehari-hari. - Program Penguatan Karakter
Melalui kegiatan seperti refleksi harian, diskusi kelompok, dan aktivitas sosial, nilai "aja dumeh" dapat diajarkan secara eksplisit dan dikontekstualisasikan dalam pengalaman nyata siswa.
IV. Strategi Manajemen untuk Penguatan Karakter
Untuk menanamkan nilai ini, berikut strategi yang dapat diterapkan:
- Integrasi Nilai dalam Kurikulum
Nilai "aja dumeh" dapat diajarkan melalui mata pelajaran seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), bahasa Indonesia, dan seni budaya. Cerita-cerita inspiratif tentang kesombongan yang membawa kehancuran dapat menjadi bahan pembelajaran yang relevan. - Pemberian Teladan oleh Guru
Guru harus menjadi teladan utama dalam menunjukkan sikap rendah hati dan menghargai setiap individu tanpa memandang status atau kelebihan mereka. - Kegiatan Sosial untuk Melatih Empati
Kegiatan seperti bakti sosial, kunjungan ke panti asuhan, atau program peduli lingkungan dapat membantu siswa memahami bahwa kelebihan yang mereka miliki adalah alat untuk membantu orang lain, bukan untuk menyombongkan diri. - Refleksi Harian
Setiap hari, siswa diajak untuk menulis atau berdiskusi tentang satu hal yang mereka syukuri dan satu hal yang bisa mereka perbaiki dalam interaksi dengan orang lain. Ini membantu mereka mengembangkan kesadaran diri dan empati.
Penutup
Nilai "aja dumeh" adalah ajakan untuk senantiasa rendah hati di tengah kelebihan yang dimiliki. Sebab, seperti satu batang korek api yang dapat membakar jutaan pohon, kesombongan bisa menghancurkan segala kebaikan yang telah dibangun. Dalam konteks pendidikan, nilai ini sangat relevan untuk membangun karakter siswa SD yang kuat, penuh empati, dan siap menghadapi kehidupan dengan hati yang terbuka.
Melalui pendekatan filosofis, teori pendidikan, dan strategi manajemen yang tepat, nilai-nilai ini dapat diinternalisasikan dalam setiap siswa. Dengan demikian, mereka tidak hanya tumbuh menjadi individu yang cerdas, tetapi juga bijaksana dan berkarakter mulia. Sebab, barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan. Dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H