Kudus, Sabtu 14 Desember 2024 -- Universitas Muria Kudus (UMK) mengukuhkan Profesor Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd. sebagai Guru Besar dalam bidang Manajemen Pendidikan pada sidang senat terbuka yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Desember 2024. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Ketua LLDIKTI VI Jawa Tengah, Pj. Bupati Kudus, jajaran Forkompimda Kabupaten Kudus, pimpinan perguruan tinggi, serta tamu undangan yang hadir untuk memberikan apresiasi atas pengukuhan ini.
Dalam pidatonya, Profesor Sri Utaminingsih menyampaikan topik berjudul "Model Kepemimpinan Pembelajaran Student-Oriented sebagai Pilar dalam Transformasi Pendidikan." Konsep ini diangkat sebagai wujud kepedulian dan sumbangan pemikiran dalam mengatasi berbagai tantangan dunia pendidikan Indonesia, termasuk menekan permasalahan seperti kekerasan di sekolah dan kesehatan mental anak.
Pemikiran Berbasis Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pengalaman Praktis
Profesor Sri Utaminingsih menguraikan pentingnya kepemimpinan pendidikan yang berfokus pada pendekatan student-oriented, mengacu pada filosofi Ki Hajar Dewantara, yakni "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani". Pendekatan ini menempatkan siswa sebagai pusat perhatian dalam kegiatan pendidikan, dengan memberikan lingkungan belajar yang aman, nyaman, serta mendukung kreativitas tanpa tekanan yang berlebihan.
Beliau juga menguraikan pentingnya membangun lingkungan belajar dengan pendekatan budaya lokal yang menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, baik di Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, maupun Demak. Penelitian ini juga menjadi salah satu syarat untuk pengajuan gelar guru besar beliau.
Kepemimpinan sebagai Amanah di Era Transformasi
Dalam pidatonya, Profesor Sri Utaminingsih membahas tantangan kepemimpinan di sektor pendidikan. Dalam konteks ini, kepemimpinan pendidikan memegang peran penting dalam mengatasi isu-isu seperti bullying, rendahnya literasi siswa, serta minimnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. Menjawab tantangan ini, beliau mengusulkan kepemimpinan yang mengedepankan inovasi dan fleksibilitas dalam mengelola lingkungan pendidikan.
"Kepemimpinan harus mengarah pada lingkungan yang berorientasi pada siswa dan mengedepankan inovasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua kebutuhan siswa dan pemangku kepentingan," ujar beliau dalam pidatonya.
Penerapan Model Kepemimpinan Student-Oriented