Namun, ada sesuatu yang mengganggu. "Ini tidak nyata," gumamnya pada dirinya sendiri. "Ini hanya mimpi."
Wanita itu muncul kembali, kali ini lebih dekat. "Ini bukan mimpi, Aditya. Ini kenyataan. Tapi kamu belum pernah melihat dunia dengan cara yang benar."
Aditya menatap wanita itu dengan mata yang penuh kebingungan, "Apa yang sedang terjadi? Kenapa aku merasa seperti ini?"
Wanita itu tersenyum lembut. "Karena kamu baru sadar, bukan? Selama ini, kamu mencari kebahagiaan di tempat yang salah. Kamu mengejar sesuatu yang tak pernah bisa memberi kepuasan. Pencapaian bukanlah tujuan hidup, Aditya. Hidup itu perjalanan, bukan garis finish."
Aditya mulai merasakan kenyataan mulai mengisi hatinya. Semua yang ia kejar selama ini---kekayaan, kesuksesan---ternyata hanyalah bagian dari ilusi. Ia baru sadar bahwa ia telah menaruh seluruh harapannya pada hal-hal yang tidak pernah memberi kepuasan sejati.
"Aku... aku sudah terperangkap dalam pencarian tanpa akhir, ya?" Aditya berbisik pada dirinya sendiri.
Wanita itu mengangguk, "Ya, kamu telah mengejar bayangan selama ini. Dan kini kamu sadar bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus dicapai, melainkan sesuatu yang ada di dalam dirimu sendiri."
Aditya merasakan sebuah kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. "Jadi... aku hanya perlu berhenti?"
Wanita itu mengangguk sekali lagi. "Ya. Berhenti mencari di luar dirimu, dan temukan kebahagiaan yang telah lama kamu lupakan di dalam hati."
Tiba-tiba, matahari benar-benar terbenam, meninggalkan langit dengan warna jingga yang lembut. Aditya merasa perasaan yang luar biasa memenuhi dirinya---perasaan damai yang begitu asing namun sangat memuaskan.
Ending mengejutkan: Saat Aditya melihat wanita itu untuk terakhir kalinya, ia baru menyadari sesuatu yang luar biasa: Wanita itu adalah dirinya sendiri---bayangannya yang selama ini ia abaikan, bagian dari dirinya yang selalu ia lupakan. Dan ketika matahari tenggelam, ia menyadari bahwa ia tidak lagi terjebak dalam pencarian tanpa akhir. Ia baru menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya, yang selalu ada di dalam dirinya.