Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR Penerbit dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matahari yang Terbenam

7 Desember 2024   11:19 Diperbarui: 7 Desember 2024   11:25 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi "Matahari yang Terbenam". dokpri

Wanita itu hanya tertawa pelan, lalu suara lembutnya terdengar lebih dalam. "Kamu masih belum mengerti, ya? Semua itu tidak nyata. Semua pencapaianmu, kekayaanmu, kesuksesanmu---semuanya hanyalah bayangan dari keinginanmu sendiri."

Kata-kata wanita itu menghujam ke dalam hati Aditya, seolah membongkar semua lapisan yang ia bangun di sepanjang hidupnya. "Tidak! Itu tidak mungkin! Aku berusaha keras. Aku telah berkorban banyak untuk ini!" Ia berteriak, semakin kehilangan kendali.

Wanita itu tetap tenang, bahkan sedikit tersenyum. "Tapi kamu tidak pernah puas, kan? Kamu selalu merasa kurang. Pencapaianmu hanyalah pengalihan, Aditya. Kamu melupakan esensi dari hidup itu sendiri."

Aditya merasakan dadanya sesak. Ia ingin berdiri dan pergi, tetapi tubuhnya seperti terkunci di tempatnya. "Aku tidak ingin mendengarkan ini! Aku bukan orang yang berpuas diri dengan hal-hal semacam ini!"

Wanita itu mengangkat tangannya, dan layar komputer berubah menjadi gambar bergerak---sebuah rekaman hidup Aditya sejak kecil. Ia melihat dirinya yang dulu, penuh semangat dan impian besar, tetapi semakin lama ia tumbuh, semakin banyak kesuksesan yang diraihnya, semakin ia merasa kosong.

"Lihatlah, Aditya. Lihat perjalananmu. Apa yang kamu kejar sebenarnya?"

Aditya merasa seperti terlempar kembali ke masa kecilnya, melihat dirinya yang penuh harapan, namun kini ada kesedihan yang mengendap di wajahnya. "Apa yang aku cari?" gumamnya, suara hampir tidak terdengar.

"Apa yang kamu cari selama ini? Kamu merasa puas dengan pencapaianmu, tapi kamu tidak pernah melihat ke dalam dirimu sendiri."

Aditya terdiam, matanya kosong, hatinya bergejolak. "Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak tahu lagi." Ia merasa bingung, terperangkap dalam pertanyaan yang tak pernah ia jawab.

Wanita itu menatapnya dengan penuh empati. "Apa yang kamu cari selama ini, Aditya? Itu bukan jawaban yang ada di luar sana. Semua itu ada dalam dirimu."

Lalu, semua layar di ruang rapat itu menghilang. Aditya mendapati dirinya berada di sebuah padang rumput luas, langit biru, dan matahari perlahan terbenam. Ia merasa seperti berada di alam lain---tenang, tapi juga sangat asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun