Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akhlak sebagai Landasan Penguatan Karakter di Sekolah Dasar, Perspektif Kitab Durrotunnasihin dan Pendidikan Karakter

4 Desember 2024   23:42 Diperbarui: 5 Desember 2024   00:25 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pendidikan karakter di sekolah dasar merupakan suatu upaya penting untuk membentuk pribadi siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia.

Dalam konteks ini, Kitab Durrotunnasihin karya Syekh Nawawi al-Bantani memberikan panduan yang sangat berharga mengenai adab dan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari, yang tidak hanya mencakup ibadah kepada Allah, tetapi juga bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia, makhluk hidup lainnya, dan diri sendiri.

Ajaran akhlak dalam kitab ini sangat relevan untuk penguatan karakter siswa di sekolah dasar, karena prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya mencakup adab terhadap Allah, Rasulullah SAW, orang tua, guru, teman, dan bahkan diri sendiri.

Dasar Teori Penguatan Karakter

Pendidikan karakter berakar pada berbagai teori pendidikan yang menekankan pengembangan nilai-nilai moral dan etika dalam diri individu.

Lickona (1991) dalam teorinya menyatakan bahwa pendidikan karakter melibatkan tiga komponen utama: moral knowing (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), dan moral action (tindakan moral).

Hal ini sejalan dengan ajaran akhlak dalam Durrotunnasihin, yang mengajarkan tentang pentingnya tindakan moral yang harus dilakukan dalam berinteraksi dengan orang lain dan diri sendiri. Melalui ajaran ini, siswa diajarkan untuk tidak hanya memahami nilai-nilai moral, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Albert Bandura, dalam teori Kognitif Sosialnya, menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi melalui observasi dan imitasi, yang dikenal dengan modeling.

Di sekolah dasar, nilai-nilai akhlak seperti menghormati orang tua, guru, dan teman-teman dapat diajarkan melalui teladan yang diberikan oleh guru dan orang tua. Ini sesuai dengan prinsip pembelajaran melalui contoh dalam ajaran Durrotunnasihin, yang mengajarkan penghormatan terhadap otoritas, serta kasih sayang dalam hubungan interpersonal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun