Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mulut

26 November 2024   04:32 Diperbarui: 26 November 2024   04:36 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak... tak mungkin," jawab Cipto, suaranya serak. "Aku hanya memberi saran, bukan... bukan untuk menghancurkan mereka."

Ibu Siti menggelengkan kepala. "Kata-katamu itu... seperti api yang membakar semuanya. Sekarang, kamu harus tahu bahwa kata-kata yang tak terkontrol bisa menciptakan neraka dalam hidupmu dan hidup orang lain."

Cipto terdiam. Hatinya bergetar. Ia merasa dunia di sekitarnya seperti runtuh. Semua perasaan cemas dan kesalahan yang selama ini ia abaikan kini datang bertubi-tubi. "Aku... aku tak tahu, Ibu... aku tidak tahu betapa besar dampaknya."

Ibu Siti mengangkat tangannya, menepuk pelan bahu Cipto. "Belajarlah, nak. Belajarlah untuk mengendalikan mulutmu. Jangan biarkan cangkemmu yang kosong merusak segalanya. Karena mulut bisa menipu. Dan terkadang, kita baru menyadari apa yang kita lakukan setelah semuanya terlambat."

Cipto terjatuh terduduk di tanah, menyesali segala kata-kata yang telah keluar dari mulutnya. Dunia yang penuh suara kini terasa sunyi, dan seolah tak ada jalan kembali.

Dan tiba-tiba, Cipto sadar, bahwa sesungguhnya, mulutnya yang tanpa kontrollah yang telah membentuk jurang di antara dirinya dan orang-orang yang paling ia sayangi. Mulut, yang seharusnya menjadi alat untuk berbagi kasih, kini menjadi alat penghancur segalanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun