Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cermin Diri

26 November 2024   03:31 Diperbarui: 26 November 2024   04:29 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pernahkah kau merasa sudah benar-benar melihat segalanya dengan jelas? Aji merasa dirinya tak terkalahkan. Di usia muda, dengan kecerdasannya yang luar biasa, dia menjadi idola di desa itu. Semua orang memandangnya sebagai pemuda yang bakal mengubah dunia. Bahkan, para sesepuh pun tak ragu memberi penghormatan saat dia berbicara. Tapi, satu pertemuan kecil di balai desa akan mengubah segalanya.

Pada suatu hari, Aji diberi kesempatan untuk berbicara tentang solusi ekonomi desa. Semua mata tertuju padanya, dan ia berbicara dengan penuh percaya diri. "Kita harus mengikuti data dan logika. Ini cara terbaik untuk keluar dari krisis," ujar Aji dengan nada meyakinkan. Warga desa mengangguk-angguk, terpukau oleh setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Namun, tiba-tiba, seorang kakek tua berdiri dari kerumunan. Haji Salim, yang dikenal bijaksana, menatap Aji dengan mata yang dalam. "Aji," kata Haji Salim, suaranya pelan namun penuh makna, "apa yang kamu katakan benar, tapi apakah kamu sudah melihat semua sisi masalah ini? Jangan hanya terjebak pada angka dan teori."

Aji tersentak. "Apa maksudnya, Haji? Semua yang saya sampaikan berdasarkan data yang jelas. Bukankah itu yang kita butuhkan?" jawab Aji dengan sedikit terburu-buru.

Haji Salim tersenyum, "Kadang-kadang, Aji, data hanya menunjukkan apa yang bisa kita lihat. Tapi ada banyak hal di luar itu yang tidak bisa dilihat dengan mata kepala."

Aji merasa dipermalukan. "Saya tahu apa yang saya lakukan, Haji. Saya sudah mempersiapkan semuanya," jawabnya dengan angkuh.

"Ya, kamu benar-benar mempersiapkannya. Tapi apakah kamu siap menerima kenyataan bahwa kamu bisa salah?" tanya Haji Salim, nadanya tenang tapi menohok. Suasana di ruangan itu tiba-tiba terasa kaku.

Aji merasakan panas di wajahnya, kemarahan mulai mengalir di dalam dirinya. Tapi, entah kenapa, ada perasaan yang ganjil yang mulai mengusik hatinya. Ketika pertemuan berakhir, Aji meninggalkan balai desa dengan langkah cepat, tetapi pikirannya tetap terhenti pada kata-kata Haji Salim.

Malam itu, di kamarnya, Aji terjaga. Ia melihat refleksi dirinya di cermin. "Apakah aku benar-benar tahu semuanya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Tiba-tiba, kalimat Haji Salim kembali terngiang. "Kamu bisa salah, Aji."

Keesokan harinya, Aji memutuskan untuk menemui Haji Salim. "Haji, saya ingin belajar lebih banyak dari Anda. Mungkin saya memang belum melihat semuanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun