Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

Kepala Sekolah SDN Kuryokalangan 02, Gabus Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Omon-Omon Award

25 November 2024   12:40 Diperbarui: 25 November 2024   12:49 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di sebuah kompleks modern bernama Harmony Hills, ada tradisi unik yang selalu dinantikan warga setiap akhir tahun: Omon-Omon Award. Tradisi ini berawal dari ide Ketua RW, Pak Arif, yang ingin menyampaikan kritik dan apresiasi kepada warga dengan cara yang ringan dan menghibur.

Nama "omon-omon" diambil dari istilah Jawa setempat yang berarti candaan atau ejekan ringan, tetapi di sini memiliki makna lebih mendalam: menyampaikan kritik dengan humor tanpa menyakiti hati.

Hari itu, aula pertemuan Harmony Hills dipenuhi warga. Lampu gantung berkilauan menghiasi langit-langit modern, dan meja-meja dipenuhi kudapan seperti donat, kroket, dan kopi latte buatan ibu-ibu kompleks.

Panggung sederhana dengan dekorasi warna pastel berdiri di depan, menampilkan sebuah piala berbentuk rumah kecil dari kayu---melambangkan kebersamaan warga kompleks.

"Selamat malam, warga Harmony Hills!" seru Maya, pembawa acara yang dikenal luwes dan penuh humor. "Kita semua tahu, malam ini bukan cuma soal siapa yang menang, tapi soal kebersamaan kita sebagai komunitas. Jadi, siap-siap tertawa dan introspeksi, ya!"

Sorakan dan tepuk tangan bergema, membuat suasana menjadi semakin meriah.

Acara dimulai dengan kategori pertama, Si Raja Kunci Kompleks. Maya membuka amplop dengan gaya dramatis. "Baiklah, kita mulai dengan kategori pertama! Pemenangnya adalah... Mas Reza dari Blok B!"

Warga langsung tertawa dan bertepuk tangan. Mas Reza, lelaki muda yang hobi mengutak-atik pintu otomatis rumahnya hingga sering terkunci dari luar, berjalan ke panggung sambil tersenyum malu.

"Kunci adalah simbol kontrol, Mas," kata Maya sambil menyerahkan piala. "Tapi semoga tahun depan, kontrolnya tidak malah mengunci diri sendiri, ya!"

Mas Reza tertawa kecil. "Terima kasih, Maya. Saya akan pastikan sistem otomatis saya naik level tahun depan. Kalau tidak, paling-paling, saya tidur di garasi lagi!" candanya, yang langsung membuat warga semakin riuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun