Saat ia menerima piala, ia menatap ke arah ibunya yang berdiri di belakang aula, tersenyum bangga. Dalam hati, Lintang berbisik, "Bu, aku bisa karena aku percaya. Terima kasih telah mengajarkan itu."
Di perjalanan pulang, Lintang memeluk pialanya erat-erat. Ia berkata pada ibunya, "Bu, aku tidak akan takut lagi. Karena aku tahu, selama aku berusaha dengan yakin, aku bisa melewati apa pun."
Ibunya tersenyum sambil mengusap kepala Lintang. "Itu, Nduk. Hidup ini seperti berjalan di jalan berbatu. Kalau kamu terlalu takut melangkah, kamu nggak akan pernah sampai ke tujuan. Tapi kalau kamu percaya pada dirimu sendiri, batu itu malah jadi pijakanmu untuk naik lebih tinggi."
Lintang menatap jalan di depannya dengan mata yang berbinar. Ia tahu, kemenangan itu bukanlah akhir, melainkan awal dari langkah-langkah besar lainnya.
Kalamun kepengin dadi apik, kang wigati tumandang gawe.
Titik berat melatih diri untuk menjadi baik (transformasi moral), tidak terletak pada seberkas aturan atau setumpuk ilmu pengetahuan, melainkan pada praktek nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H