Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

Kepala Sekolah SDN Kuryokalangan 02, Gabus Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pasangan Cocok

21 November 2024   22:25 Diperbarui: 22 November 2024   00:45 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com/popbela

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Malam itu, di sebuah sudut warung kopi kecil di Desa Banyurip, Anton duduk termenung. Kopinya yang sudah dingin tak ia sentuh. Di depannya, Rina, istrinya, sibuk menggulung lengan kemeja yang penuh noda saus karena tadi mereka sempat berdebat di dapur.

"Jadi, kamu maunya apa, Ton?" suara Rina memecah keheningan.

Anton mendongak, wajahnya penuh lelah. "Aku nggak ngerti, Rin. Kenapa kita terus-terusan begini? Apa mungkin kita nggak cocok?"

Rina terdiam sejenak. Pertanyaan itu seperti hantaman keras, meskipun ia sudah menduganya sejak lama. Setiap kali mereka berdebat---entah soal uang belanja, pekerjaan rumah, atau sekadar siapa yang harus bangun lebih dulu untuk mematikan alarm---Anton selalu mengeluarkan keluhan yang sama.

"Kita sudah sepuluh tahun menikah, Ton. Kalau dari dulu kamu cari yang cocok, kenapa kamu pilih aku?" Rina menatapnya, suaranya tenang namun mengandung luka.

Anton menghela napas panjang. Ia mengingat masa-masa awal mereka bersama. Saat itu, semuanya terasa indah. Rina adalah perempuan yang cerdas dan penuh semangat. Anton terpesona oleh caranya berbicara tentang mimpi-mimpi besar, meskipun ia tahu mereka hidup pas-pasan. Tapi seiring waktu, kenyataan mulai menghimpit. Tagihan, pekerjaan, dan perbedaan kecil yang dulu mereka abaikan kini menjadi jurang yang memisahkan.

"Aku pikir... kita akan saling melengkapi, Rin," Anton akhirnya menjawab. "Tapi sekarang aku merasa seperti dua keping puzzle yang salah tempat."

Rina tersenyum kecil. Senyum yang penuh kelelahan namun tidak kehilangan harapan. "Dengar, Ton. Puzzle itu nggak selalu cocok langsung. Kadang-kadang, kita perlu memutar, menyesuaikan sudutnya, supaya pas. Itu yang disebut usaha. Kalau kamu terus cari yang langsung cocok, kamu nggak akan pernah selesai menyusun gambarnya."

Malam di Tahun Pertama Pernikahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun