Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Isra' Mi'raj, Perjalanan Malam yang Penuh Keajaiban

21 November 2024   11:22 Diperbarui: 21 November 2024   11:32 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. dokpri dibuat dengan AI.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa pada suatu malam yang diberkahi, untuk memperlihatkan sebagian tanda-tanda kekuasaan-Nya."
(QS. Al-Isra' 1)

Langit malam di atas Makkah tampak hening dan kelam, seolah seluruh alam semesta terdiam, menantikan peristiwa yang tak terbayangkan. Di dalam rumah sederhana, Rasulullah Muhammad SAW terbaring dalam kondisi antara sadar dan tidur.

Ketika dunia terbungkus dalam kelamnya malam, tiba-tiba muncul cahaya yang begitu terang dan Malaikat Jibril hadir di hadapannya. Suara lembut namun penuh kewibawaan mengalun:

"Bangkitlah, Muhammad."

Tidak ada keraguan di hati beliau. Nabi SAW bangkit dengan keyakinan bahwa sesuatu yang sangat agung tengah menanti. Jibril mengajak beliau keluar, dan di hadapan mereka berdirilah makhluk luar biasa---Buraq. Seekor hewan yang penuh cahaya dan kecepatan, diciptakan untuk mengantar beliau dalam perjalanan spiritual yang sangat penting.

Dengan sorot bulan yang menyinari, Nabi Muhammad menaiki Buraq, siap melangkah menuju peristiwa yang akan mengubah segalanya.

Inilah perjalanan Isra'---dari Masjid al-Haram di Makkah menuju Masjid al-Aqsa di Yerusalem, perjalanan yang tidak mungkin terjadi menurut logika manusia, namun nyata dengan kuasa Tuhan. Dengan kecepatan yang luar biasa, Buraq melaju, membawa Nabi SAW melintasi angkasa, sementara angin malam menyapa dengan lembut.

Tanah dan bintang-bintang bergerak begitu cepat di bawah mereka, namun Nabi tetap tenang. Hatinya penuh makna, bahwa perjalanan ini adalah sesuatu yang jauh lebih besar dari sekedar jarak dan waktu.

Sesampainya di Masjid al-Aqsa, Nabi SAW disambut oleh para nabi terdahulu---Nabi Adam, Ibrahim, Musa, Isa, dan para nabi lainnya. Mereka berkumpul dalam kekhusyukan, menghormati Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun