Lelaki tua itu tersenyum tipis. "Aku telah memberi isyarat, tapi kalian terlalu banyak makan dan tidur untuk mendengarnya."
Jati menatap lelaki tua itu, merasakan kehampaan yang tidak bisa ia lawan. "Apakah sudah terlambat?" tanyanya.
"Bagi sebagian besar, ya," jawab lelaki itu sambil memandang ke arah desa yang tenggelam. "Namun kau masih punya pilihan. Dengarkan lebih banyak, lakukan lebih sedikit."
Lelaki tua itu lenyap. Jati memejamkan mata, memikul rasa bersalah yang terlalu berat. Desa itu tidak akan pernah sama, dan Jati tahu, dirinya pun tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H