Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Soto Kerbau Saridin

16 November 2024   14:20 Diperbarui: 16 November 2024   14:33 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. viva.co.id

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pagi itu, setelah seminggu yang penuh dengan pekerjaan yang menumpuk, aku merasa perlu melarikan diri sejenak dari rutinitasku yang sibuk. Setelah beberapa hari merancang perjalanan, akhirnya aku memilih untuk mengunjungi makam Sunan Muria. Terdengar klise, mungkin, tapi tempat itu selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk menemukan ketenangan.

Setelah duduk sejenak di depan makam, aku mulai merasakan ketenangan yang begitu jarang kudapatkan di tengah hiruk-pikuk kota. Doa-doaku terucap dengan perlahan, berharap dapat menemukan sedikit kelegaan dari semua beban yang terasa begitu menindih.

Namun, seperti ada yang memanggil-manggilku, aroma pedas dan gurih mengejutkan indra penciumanku. Aroma soto yang khas dan menggoda. Aku mendongak dan melihat warung kecil di pinggir jalan, yang tampaknya menjadi favorit para peziarah dan penduduk setempat. Tidak bisa ditolak, perutku sudah mulai berteriak minta diisi.

Soto kerbau Saridin, kuliner legendaris dari daerah ini, memang tidak bisa dibandingkan dengan makanan lainnya. Daging kerbau yang empuk, kuah yang kaya rempah, dan sambal pedas yang menyertai, membuat hidangan ini sempurna untuk menghangatkan tubuh dan hati. Aku memesan seporsi soto kerbau Saridin, dan merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Sambil menikmati setiap suap, aku teringat cerita-cerita yang pernah kudengar tentang Saridin, orang yang mengolah masakan ini pertama kali. Dikenal sebagai Syekh Jangkung, dia adalah seorang ahli masak sekaligus tokoh spiritual di daerah ini. Cerita tentang bagaimana dia mampu mengubah kesulitan menjadi keberhasilan, dan bagaimana dia menghadapi berbagai tantangan hidup, selalu membuatku terkesan.

Setelah makan, aku memutuskan untuk duduk sejenak di pinggir jalan, menikmati sisa-sisa pagi yang cerah. Dari kejauhan, aku melihat beberapa peziarah datang dan pergi dari makam Sunan Muria. Momen seperti ini membuatku merasa kecil, bahwa ada sesuatu yang lebih besar di luar sana, yang tidak bisa kuhindari, tetapi bisa kuhadapi.

Namun, ketika aku kembali ke parkiran, tas kecilku tidak ada di tempatnya. Panik, aku mulai mencari-cari, melihat ke segala arah. Akhirnya, seorang pria paruh baya menghampiriku.

"Motor merah itu, ya? Saya lihat seseorang membawa pergi saat kamu sedang makan di warung."
"Siapa, Pak? Laki-laki berjaket hitam?" tanyaku penuh cemas.
Bapak itu mengangguk. Hatiku berdegup keras. Itu motor yang baru saja kupakai, kendaraan yang telah kugunakan untuk melarikan diri dari segala masalah.

Aku terdiam, menatap kosong ke arah warung. Semua rasa lelah dan ketegangan yang selama ini kupendam terasa kembali menyerang. Namun sebelum air mataku jatuh, suara Bapak itu kembali terdengar.
"Jangan terlalu sedih, Nak. Terkadang kita harus kehilangan sesuatu untuk menemukan yang lebih baik. Siapa tahu, jalan hidupmu akan lebih terang setelah ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun