Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aksara Terakhir

13 November 2024   15:53 Diperbarui: 13 November 2024   15:59 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. istockphoto.com

OLEH: Khoeri Abdul Muid

"Pahami, Le. Aksara itu pintu masa depan. Tanpa aksara, hidupmu tak lebih dari daun yang hanyut di sungai," kata Mbah Sastro, menatap cucunya dalam-dalam. Bening matanya tak lagi muda, tapi setiap kata yang keluar sarat dengan keyakinan dan pengharapan.

Andi terdiam. Hatinya memberontak, ingin mengatakan bahwa itu semua tak ada artinya. Ia mendengar cerita Mbah Sastro berulang kali, tentang betapa pentingnya belajar membaca, tapi ia tak pernah benar-benar memahami alasannya.

"Hanya aksara yang bisa menyelamatkan kita dari kebodohan, Le," Mbah Sastro berbisik dengan nada yang berat, tetapi lembut, seolah menyadari beban besar yang diembannya. "Kemerdekaan ini, baru bisa kita rasakan sepenuhnya kalau kita paham apa artinya. Dan, itu hanya bisa dicapai kalau kita melek aksara."

Namun Andi tak bisa sepenuhnya setuju. Ayahnya bekerja keras dari subuh hingga senja, tanpa sedikit pun paham aksara, tetapi mereka bisa makan. Bukankah itu sudah cukup? Bukankah hidup hanya soal bertahan?

Suatu malam, Mbah Sastro menyeret Andi ke surau kecil di ujung desa. Di sana, sebuah meja tua dengan lampu minyak menyala redup, dan di atasnya, lembaran-lembaran kertas yang penuh dengan tulisan tangan Mbah Sastro.

"Ini... ini terakhir, Le," ucap Mbah Sastro, suaranya bergetar.

Andi terkejut melihat tangan kakeknya yang gemetar saat mengusap kertas-kertas itu. Di antara kertas-kertas tersebut, terlihat tulisan yang indah, meski tak semuanya Andi mengerti.

"Baca, Le..." perintah Mbah Sastro.

"A-aksara...?" Andi mengernyitkan dahi, menatap huruf demi huruf yang berserak. Dia terbata-bata, berusaha mengeja, merasakan huruf-huruf itu bergema asing di lidahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun