Beberapa bulan setelah kejadian itu, Rangga masih terpaku pada kenangan-kenangan mereka. Kehilangan Ratih adalah hal yang tak pernah ia sangka akan begitu menghantui. Dalam diam, ia mulai memahami kata-kata Ratih, bahwa kesetiaan adalah cermin dari pengendalian diri yang kokoh---bukan pembenaran atas keinginan-keinginan yang tak terpenuhi.
Ia akhirnya memberanikan diri membuka pesan yang barusan masuk.
"Aku akan menikah minggu depan. Semoga kamu menemukan kebahagiaan yang sejati, seperti yang pernah kau harapkan."
Ponselnya jatuh, rasa sesak menghantam dadanya. Kebahagiaan Ratih telah tiba, namun tidak bersamanya. Kenangan itu berubah menjadi luka yang terpendam, dan hanya ada satu yang tersisa untuk Rangga---penyesalan yang tak akan pernah mampu ia ubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H