OLEH: Khoeri Abdul Muid
Sunat merupakan prosedur medis yang dianjurkan demi kesehatan.Â
Bagi laki-laki Muslim, sunat adalah kewajiban yang biasanya dilakukan pada masa anak-anak sebelum usia balig, untuk kepentingan bersuci dan meminimalkan risiko pendarahan serta komplikasi kesehatan. Namun, bagi non-Muslim atau dalam kasus tertentu, tidak ada batasan usia untuk menjalani prosedur ini, sehingga beberapa orang baru menjalani sunat di usia dewasa. Baru-baru ini, kisah seorang pria bernama Ranan yang melakukan sunat di usia 25 tahun menjadi viral di media sosial. Yang menarik perhatian bukan hanya prosedurnya, melainkan momen ketika teman-temannya datang menjenguk dengan cara yang tidak biasa.
Dalam video yang dibagikan oleh akun TikTok @revalia.febe, terlihat sekelompok teman perempuan Ranan datang membawa berbagai makanan untuk menyemangatinya. "Jenguk orang sakit (X), jenguk pria umur 25 tahun abis sunat (V)," tulis pemilik akun tersebut, seperti dikutip pada Kamis (7/11/2024).
Ketika rombongan datang, rumah Ranan tampak sepi. Tanpa ragu, mereka langsung masuk ke kamar Ranan, yang mendadak kebingungan dengan kedatangan teman-teman yang ramai. Teman-teman perempuannya bahkan terlihat asyik mengamati berbagai barang di kamarnya, menciptakan suasana hangat dan lucu.
- Perspektif Kesehatan dan Medis
Dari sisi medis, sunat di usia dewasa memiliki tantangan tersendiri, seperti risiko pendarahan yang lebih tinggi dan waktu pemulihan yang lebih lama dibandingkan pada anak-anak. Meskipun begitu, prosedur ini tetap memberikan manfaat kesehatan, termasuk menurunkan risiko infeksi saluran kemih dan menjaga kebersihan. Keputusan Ranan untuk menjalani sunat menunjukkan bahwa meski terlambat, tindakan ini tetap memberikan keuntungan kesehatan. - Perspektif Sosial dan Budaya
Bagi laki-laki Muslim, sunat adalah bagian dari identitas dan praktik keagamaan yang penting. Biasanya, prosedur ini dilakukan saat anak-anak, sehingga ketika seseorang menjalani sunat di usia dewasa, hal ini kerap menjadi perhatian. Kasus Ranan menunjukkan bahwa, meski di era modern, masih ada ekspektasi sosial mengenai kapan seseorang "seharusnya" disunat, walaupun pada kenyataannya, praktik ini juga dipengaruhi oleh situasi kesehatan dan kebutuhan pribadi. - Perspektif Psikologis dan Emosional
Menghadapi sunat di usia dewasa tentu memberikan tantangan psikologis. Seseorang mungkin merasa canggung atau ragu untuk berbagi pengalamannya. Namun, dukungan teman-teman yang hadir bisa membantu memperkuat rasa percaya diri dan kenyamanan, seperti yang dialami Ranan. Kedatangan teman-temannya yang spontan dan penuh kehangatan memberikan dukungan emosional berharga, membuatnya merasa tidak sendirian dalam proses pemulihannya. - Perspektif Media dan Viralitas
Dari sisi media, cerita seperti ini mudah menarik perhatian karena menggabungkan elemen humor dengan sisi human interest yang menghibur. Video kunjungan tersebut menjadi viral, menunjukkan bahwa kisah sederhana yang unik dan relatable dapat cepat menyebar di media sosial, terutama ketika menyisipkan humor pada tema yang tidak biasa, seperti sunat di usia dewasa. Kisah ini mengingatkan kita bahwa viralitas tak selalu berpusat pada peristiwa besar; momen kecil pun bisa menjadi sorotan jika disajikan dengan cara yang menarik. - Perspektif Pergaulan dan Persahabatan
Momen kunjungan ini juga menunjukkan arti persahabatan yang tulus. Teman-teman perempuan Ranan datang tidak hanya untuk memberikan dukungan fisik, tetapi juga emosional. Mereka membawa tawa dan kehangatan ke dalam ruang pemulihan Ranan, membuatnya merasa dihargai dan diperhatikan. Kehadiran mereka membuktikan bahwa teman sejati akan tetap ada, bahkan di saat-saat yang mungkin terasa canggung atau memalukan.
Ketika ditanya, Ranan hanya bisa tersenyum dan berterima kasih sambil berharap teman-temannya tak perlu lagi repot-repot datang. Unggahan ini kemudian diunggah ulang oleh akun X @sammisoh dan telah dilihat lebih dari 1,7 juta kali, mengundang beragam komentar dari netizen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H