Studi Guskey (2002) menyebutkan bahwa pengembangan profesional yang efektif memerlukan kontinuitas dan relevansi dengan konteks pekerjaan sehari-hari. PGP yang fokus pada kepemimpinan menciptakan jurang antara guru yang menjalani program ini dan guru lainnya. Berdasarkan survei Koalisi Pendidikan Nasional (KPN) tahun 2023, hanya 45% guru yang memiliki keterampilan kepemimpinan yang memadai di sekolah. Kondisi ini mengindikasikan bahwa keterampilan kepemimpinan belum dimiliki oleh sebagian besar guru. Jika materi kepemimpinan dari PGP diintegrasikan ke dalam PPG, maka kesempatan untuk menguasai keterampilan ini dapat terbuka bagi seluruh peserta PPG, sehingga tercipta kompetensi yang lebih menyeluruh.
3. Pendidikan Strata 2 (Magister Pendidikan) sebagai Alternatif
Pendidikan Strata 2 (Magister Pendidikan) menawarkan kesempatan lebih luas bagi guru untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka di bidang kepemimpinan pendidikan, manajerial, serta inovasi pembelajaran. Berdasarkan teori pengembangan profesional oleh Darling-Hammond (2000), pendidikan lanjutan di tingkat magister memberikan dampak positif terhadap kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran dan pemimpin sekolah. Dengan mengikuti program magister pendidikan, guru dapat mengembangkan keterampilan dalam merancang kebijakan pendidikan, merumuskan inovasi pembelajaran, dan menerapkan penelitian dalam praktik.
Data dari Laporan Pendidikan Tinggi Indonesia (2022) menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% guru di Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke tingkat magister. Padahal, pendidikan lanjut ini memiliki potensi besar untuk memperkaya wawasan dan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran dan memimpin perubahan di sekolah. Oleh karena itu, memberikan insentif dan akses lebih besar bagi guru untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat magister pendidikan dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan kepemimpinan di sekolah-sekolah Indonesia.
Rekomendasi Kebijakan
Berdasarkan dasar teori, data, dan analisis di atas, berikut adalah beberapa rekomendasi kebijakan:
- Integrasi Materi Kepemimpinan ke dalam Kurikulum PPG
Program Guru Penggerak perlu diintegrasikan sebagai modul kepemimpinan dan inovasi di dalam PPG. Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan guru oleh Fullan (1993), pembelajaran kepemimpinan yang berkelanjutan dan kontekstual akan memampukan guru menjadi agen perubahan di sekolah. Dengan integrasi ini, seluruh peserta PPG dapat memperoleh keterampilan kepemimpinan, yang sebelumnya hanya tersedia bagi peserta PGP. - Optimalisasi Anggaran dengan Penggabungan PGP dan PPG
Dengan mengintegrasikan materi dari PGP ke dalam PPG, anggaran yang sebelumnya terpisah dapat digabungkan untuk memperluas akses pelatihan. PPG yang mencakup pelatihan kepemimpinan akan memungkinkan seluruh peserta untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas tanpa memerlukan alokasi anggaran khusus untuk dua program terpisah. - Pemberian Insentif bagi Guru untuk Melanjutkan Pendidikan ke Magister Pendidikan
Pemerintah dapat memberikan insentif bagi guru yang melanjutkan pendidikan ke program magister pendidikan. Berdasarkan hasil studi oleh Lavy dan Schlosser (2011) yang menunjukkan bahwa pendidikan lanjutan bagi guru berhubungan positif dengan peningkatan hasil belajar siswa, menyediakan dana beasiswa atau fasilitas lainnya untuk program magister pendidikan dapat memotivasi lebih banyak guru untuk melanjutkan pendidikan mereka. - Penyusunan Program Magister Pendidikan yang Terintegrasi dengan PPG
Program magister pendidikan yang dirancang untuk guru dapat mencakup pengembangan kepemimpinan pendidikan, manajemen pembelajaran, dan inovasi kurikulum. Mengacu pada pendekatan profesionalisme guru oleh Hargreaves (2000), program ini harus berfokus pada aspek praktis yang dapat langsung diterapkan di sekolah. Sehingga lulusan S2 Magister Pendidikan tidak perlu lagi menempuh PPG, karenanya efektif efisien.
Kesimpulan
Dengan menggabungkan komponen kepemimpinan dari Program Guru Penggerak ke dalam Pendidikan Profesi Guru dan memberikan insentif bagi guru untuk melanjutkan pendidikan ke Magister Pendidikan, pemerintah dapat menciptakan kebijakan yang lebih menyeluruh dalam meningkatkan kualitas guru.
Penggabungan ini akan menghasilkan guru yang kompeten, inovatif, dan siap memimpin perubahan di sekolah. Pendidikan lanjutan melalui program magister juga memberikan dampak jangka panjang yang signifikan terhadap pengelolaan pendidikan di Indonesia, meningkatkan daya saing dan kualitas pembelajaran yang berdampak langsung pada hasil belajar siswa.
Dengan demikian, kebijakan ini akan mempercepat tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas dan merata di seluruh Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H